Siedoo.com -
Tokoh

Sapto Wahyu, Dosen ITB Menganalisa Informasi Tak Kasat Mata melalui Kasat Mata

Siedoo, Sapto Wahyu Indratno S.Si.,M.Sc.,Ph.D., melakukan penelitian dengan judul “Menyingkap Informasi Tersembunyi di Dunia Maya dengan Teori Peluang”. Sapto dan mahasiswanya mengembangkan semacam model informasi tersembunyi. Ia dan timnya menggunakan konsep Teori Bayes, sebuah teori terkenal di bidang statistik untuk menganalisa informasi yang tak kasat mata melalui yang kasat mata.

Ini bisa terlaksana dengan mengambil asumsi bahwa segala hal di dunia, memiliki sebab akibat. Penelitian tersebut ia sampaikan dalam Seri Kuliah Umum FMIPA-ITB di Auditorium Campus Centre Timur Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

Hasilnya yang pertama dipakai untuk memodelkan jual beli online pada e-commerce. “Kami akhirnya berhasil membagi pembeli menjadi beberapa kebiasaan. Kita akan melakukan challenge ketika dia bertindak di luar kebiasannya dan telah terukur secara matematis peluangnya,” kata Sapto.

Saat ini, internet telah menjadi tambang informasi sehingga banyak orang yang berlomba-lomba  menggali dan memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan. Misalnya kepentingan bisnis dalam bidang jual-beli online.

Inilah yang menjadi alasan Sapto melakukan penelitian dengan judul “Menyingkap Informasi Tersembunyi di Dunia Maya dengan Teori Peluang”.

Menurutnya, dunia maya telah menjadi bagian dari realitas hidup. Banyak orang yang bahkan lebih sering “hidup” di dunia maya daripada dunia nyata. Termasuk membelanjakan uang yang mereka miliki.

Dalam kasus jual-beli online, masalah yang muncul ialah tidak tahu keaslian informasi dari penjual maupun pembeli. “Untuk itu kita harus bisa menangkap informasi laten dari informasi yang kasat mata,” kata dosen Program Studi Matematika ITB ini.

Proses pengambilan informasi jual beli online ini sebenarnya mirip dengan yang dilakukan oleh kreditur seperti bank komersial. “Mereka biasanya akan melacak belanjaan sesuai kebiasaan pengeluaran per bulan atau faktor lainnya sebagai patokan kecurigaan,” lanjut dosen yang masuk Kelompok Keahlian Statistika itu.

Baca Juga :  Wisudawan Termuda ITS, Dimas Raih Sarjana di Usia 19 Tahun

Penggalian informasi ini telah populer di dunia psikologi dengan metode analisis faktor yang dipopulerkan oleh Spearman sejak 1904. Psikolog tersebut mengembangkan teori itu karena merasa kesulitan menghadapi pasiennya yang tidak terbuka.

“Konsep itu jugalah yang akan kita hitung secara matematis,” jelas dia. (*)

Apa Tanggapan Anda ?