JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memfasilitasi 6 perguruan tinggi negeri dan industri otomotif untuk melakukan riset pengembangan Mobil Listrik Nasional. Demikian dikatakan Menristekdikti, Mohamad Nasir pada acara Laporan Akhir Fase 1 Studi Komperhensif Electrified Vehicle di Kementerian Perindustrian.
Enam perguruan tinggi negeri tersebut adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Udayana. Mohamad Nasir berharap hal tersebut dapat memacu perguruan tinggi lainnya untuk turut berkontribusi dalam penelitian-penelitian baru lainnya.
“Kolaborasi pemerintah dengan perguruan tinggi ini diharapkan dapat berjalan terus agar selalu ada hasil penelitian baru. Sehingga, menghasilkan produk Indonesia yang berkualitas,” ucap Menristekdikti.
Dalam hasil studi yang dipaparkan tersebut, secara garis besar menunjukkan bahwa penggunaan mobil listrik baik jenis hybrid atau plug in hybrid lebih efisien dan hemat dalam penggunaan energi. Utamanya dibandingkan menggunakan kendaraan bukan elektrik atau dalam jenis internal combustion engine.
Mobil listrik jenis hybrid bisa melakukan penghematan 50% dalam menggunakan energi. Sedangkan, untuk jenis mobil listrik plug in hybrid penghematan energi bisa mencapai 75-80%.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto menyebutkan, saat ini pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV (Low Carbon Emission Vehicle). Hal ini sebagai bagian komitmen pemerintah menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% pada tahun 2025.
“Juga sekaligus menjaga energi sekuriti khususnya di sektor transportasi darat,” kata Hartanto.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga menggandeng Toyota Indonesia untuk bersama melakukan riset dan studi secara komprehensif tentang pentahapan teknologi electrified vehicle. Riset dan studi tersebut sebagai salah satu sektor andalan di dalam roadmap Making Indonesia 4.0.
Menperin berharap industri otomotif nasional dapat menjadi basis produksi kendaraan bermotor baik internal combustion engine (ICE) maupun electrified vehicle (EV) untuk pasar domestik maupun ekspor.
“Nanti hasil studi akan menjadi masukan bagi pemerintah dalam menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik. Sehingga target 20 persen untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) tahun 2025 dapat tercapai,” ucapnya dilansir ristekdikti.go.id. (Siedoo/NSK)