MAGELANG, siedoo.com – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang, hasil Sensus Pertanian Tahap I Tahun 2023 (ST2023) di kota setempat menunjukkan jumlah petani di level rumah tangga meningkat hampir 100 persen.
———
Tapi kalau dari jumlah sisi absolut masih paling rendah nomor 2 se-Jateng setelah Kota Surakarta.
“Tapi kalau dari sisi pertumbuhan kita paling tinggi se-Jateng,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang Aluisius Abrianta.
Hal itu disampaikan Diseminasi ST2023 Tahap I dan Workshop Penyusunan PDRB Triwulan Kota Magelang, di Hotel Artos Magelang, belakangan ini.
Kegiatan tersebut merupakan agenda rutin setiap 10 tahun sekali pada tahun berakhiran angka 3.
“Paling banyak di sektor peternakan, yang dominan ayam kampung, unggas non pangan, nila air tawar, ayam lokal, lele, bawal, merpati, padi sawah inbrida, itik manila dan ubi kayu,” papar Aluisius.
Data penting lainnya yang diperoleh dari ST2023 adalah adanya pergeseran demografi petani.
“Awalnya yang kita takutkan petani akan habis, tapi ternyata Kota Magelang nampak ada regenarasi terutama Milenial dan Generasi Z yang tertarik dengan sektor pertanian,” sebutnya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Hamzah Kholifi mengutarakan, sensus pertanian ini berperan penting untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran.
Khususnya berkaitan dengan upaya meningkatkan ketahanan pangan.
Jika dilihat dari hasil ST2023 tahap I, terdapat temuan yang menggembirakan.
Mulai dari kenaikan jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RUTP) sebesar 8,74 persen, kenaikan perusahaan pertanian berbadan hukum sebesar 35,54 persen dan kenaikan usaha pertanian lainnya sebesar 116,08 persen.
“Meningkatnya usaha pertanian diharapkan berkontribusi positif pada perekonomian Indonesia,” papar Hamzah.
Melihat catatan BPS pada 2022, lanjut Hamzah, kontribusi sektor pertanian mencapai 12,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) berdasarkan harga berlaku (ADHB).
Selain berkontribusi pada PDB, sektor pertanian juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yakni 27 persen.
Hamzah berujar, lahan pertanian di Kota Magelang memang terbilang terbatas. Namun bukan berarti sektor pertanian tidak berpotensial untuk berkontribusi lebih terhadap perekonomian daerah.
Tanaman anggrek, buah-buahan, dan produk peternakan seperti telur, daging, serta susu sapi merupakan komoditas pertanian unggulan Kota Magelang yang bisa ditingkatkan.
“Saya harap ST2023 dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai pijakan dalam memetakan potensi. Serta menganalisis masalah dan menemukan solusi terbaik bagi pengembangan sektor pertanian,” ujarnya.
Dia mengapresiasi BPS Kota Magelang yang telah mengawal dan melaksanakan tahapan-tahapan ST2023 dengan baik.
Selain itu, dia juga mengapresiasi kepada unit kerja, instansi, dan masyarakat Kota Magelang yang ambil bagian dalam menyukseskan pelaksanaan ST2023. (prokompim/kotamgl/siedoo)