BAHAS. Tim dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto bersama mahasiswa sedang membahas kelanjutan dari aplikasi PickyTrash. (foto: istimewa)
Siedoo.com - BAHAS. Tim dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto bersama mahasiswa sedang membahas kelanjutan dari aplikasi PickyTrash. (foto: istimewa)
Inovasi Pendidikan

Kelola Sampah Secara Modern Bernilai Ekonomi, Dosen IT Telkom Purwokerto Hadirkan PickyTrash, Bagaimana Teknisnya?

PURWOKERTO, siedoo.com – Terobosan baru dilakukan dosen Institut Teknologi Telkom Purwokerto (IT Telkom Purwokerto) dalam pengelolaan sampah secara modern agar mempunyai nilai ekonomi.

Dengan aplikasi, warga tidak perlu lagi datang ke bank sampah secara langsung. Sampah yang akan dijual akan dijemput driver untuk diantarkan ke bank sampah. Bagaimana ceritanya?

Dosen tersebut adalah Gita Fadila Fitriana, Auliya Burhanuddin, Aditya Wijayanto dan Rifki Adhitama. Dalam pelaksanaanya mereka dibantu mahasiswa S1 Rekayasa Perangkat Lunak. Yaitu, Mochammad Hanif, Rohman Beny dan Rendi Putra Pradana.

Dalam pengabdian masyarakat (pengmas), aplikasi tersebut mulai diterapkan di Desa Kalibagor, Kecamatan kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

“Tema yang diusung mengenai sampah,” kata ketua tim, Gita Fadila Fitriana, Kamis (5/1/2023).

Dijelaskan, peningkatan sampah di Desa Kalibagor mendorong pembuatan sebuah produk aplikasi dengan nama PickyTrash. Aplikasi tersebut mengorganisir sampah mulai dari rumah tangga sampai yang diolah di bank sampah.

“Tujuan pengmas meningkatkan nilai ekonomi dari sampah yang dianggap tidak berharga melalui aplikasi ini menjadi peluang bisnis untuk warga Desa Kalibagor,” tandasnya.

Dijelaskan, Desa Kalibagor merupakan salah satu desa yang bekerjasama dengan ITTP. Awal mula ada diskusi dengan BUMDes setempat. Diceritakan ada permasalahan terkait sampah mulai dari pengangkutan sampai ke proses akhir (TPA).

“Melihat adanya peluang ini, dapat menjadi bisnis untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Kalibagor. Sampah dapat diolah menjadi nilai ekonomi yang tinggi,” tandasnya.

Secara teknisnya, sampah yang dikumpulkan kemudian dilakukan pemisahan sampah organik dan anorganik. Sebagian sampah anorganik dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik, kaleng dan lainnya.

Sampah anorganik dibuatkan kerajinan tangan yang diteruskan ke UMKM Banyumas untuk dijual. PickyTrash membantu meneruskan sampah dari rumah tangga menggunakan driver yang akan menjemput dan diteruskan ke bank Sampah.

Baca Juga :  Inovasi Mahasiswa ITS, Ciptakan Masker Wajah dari Bahan Alami

“Dari bank sampah akan memilah dan melakukan pembayaran kepada pemilik sampah dengan cara menimbang dan melakukan klasifikasi sampah sesuai harganya,” jelasnya.

Pelaksanaan pengmas dilakukan pada tahun ke-1 di bulan Agustus 2021 sampai Desember 2021. Agendanya pendampingan edukasi pentingnya desa sadar sampah sebagai nilai ekonomi dan pengembangan PickyTrash berdasarkan kebutuhan pengelola sampah di Desa Kalibagor.

Kemudian pengmas berkelanjutan pada tahun ke-2, dimulai dari bulan Agustus 2022 – Desember 2022. Agenda pengujian dan sosialisasi penggunaan PickyTrash. Pengujian dilakukan untuk meningkatkan usability dari pengguna secara langsung agar dapat digunakan oleh pengguna lainnya.

“Tentunya untuk mendapatkan produk yang sesuai kebutuhan pengguna, maka di tahun ke-2 dilakukan pengujian produk. Pada hasil pengujian ini mendapatkan hasil baik dengan nilai 80,41,” tambah Auliya Burhanuddin.

Hasil pengujian ini tentunya menjadikan dasar sebuah produk layak digunakan sehingga tidak ada keraguan lagi untuk mengembangkan produk ini berbasis perangakat bergerak (mobile).

Harapan dari pengelola desa, kedepannya produk ini dapat dimplementasikan di smartphone atau berbasis mobile. Agar tidak hanya Desa Kalibagor yang menerima manfaat dari PickyTrash.

“Melainkan Desa-desa yang ada di Banyumas juga dapat merasakan dampak positif dari produk PickyTrash,” harapnya. (siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?