MAGELANG, siedoo.com – Salah satu organisasi kemahasiswaan (ormawa) di Universitas Tidar (Untidar), Himatika (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika) lolos pendanaan dalam “Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa” dari KemendikbudristekTahun 2022.
Program ini merupakan salah satu kegiatan pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) dari Himatika.
Tema program yang diangkat Pengolahan INADEP (Inovasi Anyaman Bambu Menjadi Besek) di Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Program ini untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa, terutama para pengrajin anyaman bambu.
Tim pada kegiatan ini adalah Alifatul Chasanah selaku ketua tim dan juga 14 anggota yang lain. Sebagai dosen pembimbingnya Zuida Ratih Hendrastuti, S.Pd., M.Pd.
Latar belakang pemilihan anyaman bambu didasarkan pada banyaknya sumber daya bambu yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal lain juga dilihat dari pengrajin anyaman yang sebagian besar berada di Desa Balesari.
“Dari dua hal itulah kemudian kami membuat pemberdayaan lewat bambu yang dilakukan pengrajin desa untuk menambah perekonomian warga terutama pengrajin,” kata Alifatul.
Balesari dipilih sebagai lokasi program dikarenakan banyaknya masyarakat yang fokus pada pembuatan besek. Hal yang sangat disayangkan ialah mereka belum mempunyai wadah untuk menjual belikan produk dengan nilai ekonomi yang tinggi.
“Saya dari awal mengikuti program PPK dari Himatika 2022, alhamdulillah banyak kemajuan selama mengikuti pelatihan ini. Banyak ibu-ibu yang mengikuti pelatihan inovasi anyaman bambu menjadi besek. Harapannya adalah program ini nantinya bisa menambah pemasukan keuangan warga Desa Balesari,” jelas Haryati salah satu warga Balesari yang mengikuti pelatihan.
Kegiatan yang sudah dilaksanakan sejak bulan Juli sampai Oktober ini telah melalui beberapa proses pelatihan. Kegiatan yang sudah berjalan Sosialisasi, Pelatihan Pembuatan Besek, Pelatihan Besek Hampers, Pelatihan Digital Marketting, dan Pelatihan NIB (Nomor Induk Berusaha).
Kegiatan ini dilakukan setiap satu minggu sekali. Penyelenggara juga selalu berkomunikasi dengan pihak desa agar program dapat berjalan sesuai dengan rencana yang sudah disepakati bersama warga.
Beberapa pihak yang terlibat dalam program pemberdayaan ini ialah Tim PPK Ormawa Himatika, Pengurus Himatika, Masyarakat Desa Balesari, Universitas Tidar, dan Dosen Pembimbing.
Terdapat 5 output yang diharapkan dari program pemberdayaan tersebut. Diantaranya adanya buku terkait pemasaran produk ber-ISBN, poster dan profil yang dapat dikenal publik, publikasi secara online, adanya usaha berkelanjutan setelah program ini, dan terkahir yaitu jurnal artikel Ilmiah.
“Menurut saya program ini telah sedikit membantu para pengrajin di Desa Balesari. Masyarakat juga antusias dalam hal ini. Sehingga kami sangat senang dengan progress dari program ini,” ujar Alifatul Chasanah.
Untuk lebih mensukseskan program tersebut, Himatika bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Magelang sebagai lembaga yang menaungi program ini. Himatika juga menghadirkan tokoh-tokoh yang ahli pada bidangnya sebagai narasumber program. Sehingga dapat dipastikan bahwa ilmu yang diberikan akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Setelah masa program habis, akan ada beberapa manfaat yang didapat oleh masyarakat seperti, terbentuknya wirausaha dan pengrajin besek yang melek digital marketing, produk INADEP mulai dikenal masyarakat luas, menjadikan Desa Balesari sebagai sentra industri anyaman bambu besek hampers. (madya/siedoo)