YOGYAKARTA – Transformasi sekolah, sedang menuju pada sistem pendidikan Indonesia yang concern pada perbaikan kualitas pendidikan. Terutama pada outcome siswa pada tiga bidang yaitu literasi, numerasi dan pendidikan karakter.
“Kami punya agenda meningkatkan kualitas mengajar yang merupakan salah satu kunci meningkatkan hasil pembelajaran,” kata Direktur Pendidikan Profesi Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Praptono.
Menurutnya Indonesia memiliki lebih dari tiga juta guru namun sebagian harus ditingkatkan kompetensinya. Pemerintah Indonesia juga menerapkan pembelajaran online sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan kualitas kompetensi guru, dan kolaborasi.
Praptono menyampaikan itu saat KBRI Beijing kembali mempercayakan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk melaksanakan training Bahasa Mandarin bagi kepala sekolah. Training ini juga melibatkan Asean China Centre dan BFSU (Beijing Foreign Studies University) sebagai mitra. Kegiatan berlangsung 15 November hingga 3 Desember secara daring.
Dalam training ini sangat menolong untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar guru dan kepala sekolah. Praptono berkeinginan agar pada masa yang akan datang kegiatan seperti ini dapat meningkatkan mutual benefit berupa sister school antara sekolah di Indonesia dan di China.
“Harapannya kegiatan ini dapat diikuti dengan seksama oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuannya,” bebernya.
Bahasa Mandarin menjadi pilihan populer bagi siswa di Indonesia dan menjadi salah satu bahasa yang digemari di Indonesia. BFSU menjadi salah satu perguruan tinggi di China yang pertama kali mengajarkan Bahasa Indonesia.
Kegiatan ini akan memberikan platform untuk saling belajar dan merintis kerjasama lainnya antara China dan Indonesia. Kegiatan ini diinisiasi oleh bidang Perencanaan dan Kerja Sama khususnya bidang Kemitraan Luar Negeri UNY dan diikuti oleh lebih dari 100 kepala sekolah dari seluruh Indonesia.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok Yang Mulia Djauhari Oratmangun mengatakan, kegiatan ini merupakan program yang bagus untuk memperkuat kerjasama Indonesia dan Tiongkok. Khususnya di bidang people-to-people.
“Hubungan politik, keamanan, ekonomi bisa top and down. Tapi bila hubungan people-to-people kuat maka imbal baliknya akan sangat cepat,” papar Djauhari Oratmangun.
Menurutnya hubungan people-to-people di bidang budaya dan pendidikan akan membuat hubungan kedua negara semakin kuat dan berlangsung secara berkelanjutan. Sekaligus akan berimplikasi di bidang kerjasama ekonomi, politik, keamanan.
Pria kelahiran 22 Juli 1957 tersebut menyebutkan bahwa Tiongkok adalah salah satu kekuatan ekonomi besar di dunia saat ini. Sehingga semakin mengenal budayanya dan mengetahui bahasanya akan juga memberikan manfaat yang lain.
“Pesan pada para kepala sekolah dan peserta training agar dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapat bekal dan kontribusi baik antar dua negara,” urainya.
Vice President of BFSU SU Dapeng mengucapkan terimakasih pada ASEAN China Centre atas kepercayaannya pada BFSU. “Terimakasih pada pejabat dan pendamping atas dukungannya pada program ini,” kata SU Dapeng.
Tahun ini memasuki tahun ke-30 hubungan China dengan ASEAN, dimana Indonesia sebagai salah satu anggotanya sangat berarti bagi China. Kegiatan ini merupakan salah satu program yang menunjukkan perhatian pada bidang pendidikan dan menunjukkan hubungan yang baik dengan lembaga di luar negeri.
Sebagai pelaksana kegiatan BFSU memberikan trainer yang profesional berdasar pengalaman dalam bidang kerjasama pendidikan internasional, dan berusaha mengantarkan peserta bisa berbahasa Mandarin. Harapannya dengan kegiatan ini peserta dapat belajar budaya China, serta belajar dan mengerti pendidikan di China dan dapat lebih memberi kontribusi dalam kerjasama ini.
Menurut Chen Dehai dari ASEAN China Center, dua bulan lampau ASEAN China Center melaksanakan training kepemimpinan selama dua minggu bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI di China. Chen Dehai mengapresiasi para peserta karena di sela kesibukannya masih sempat belajar dan mempelajari budaya serta bahasa China.
“Saya gembira dapat bertemu anda kembali dalam kesempatan ini,” ungkap Chen Dehai.
Adapun Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UNY Siswantoyo mengucapkan terimakasih pada Kedutaan Besar RI di Beijing, ASEAN China Centre, BFSU yang telah mengadakan pelatihan Bahasa Mandarin bagi kepala sekolah dan mempercayakan UNY untuk membantu training tersebut.
“Kami berharap semua peserta dapat mengikuti pelatihan ini secara penuh yang dibimbing oleh dosen yang profesional,” kata Siswantoyo. (Siedoo)