MAGELANG – Ada tiga faktor penting untuk perkembangan fisik dan psikologis anak. Tiga faktor tersebut adalah gerakan, sentuhan, dan koneksi.
Selain itu penekanan bahwa penggunaan gadget pada anak perlu dibatasi. Orang tua harus tahu tips-tips yang dapat digunakan untuk mengontrol anak dalam menggunakan gadget.
“Tipsnya adalah menerapkan waktu bermain offline, screentime anak bukan berarti menjadi me time, jadilah role model yang baik, menghargai komunikasi tatap muka, ciptakan zona/waktu bebas teknologi. Jangan menggunakan teknologi sebagai ’empeng’ emosional, peringatkan anak -anak tentang pentingnya privasi dan bahaya predator dan sexting,” ujar dr. Ira Savitri Tanjung, SP.KJ (K), Psikiater Anak dan Remaja di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor dalam paparannya.
Ia menyampaikan itu saat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor mengadakan webinar Keluarga Berseri 2. Webinar kali ini mengambil tema yaitu “Bijak Atasi Anak dalam Menggunakan Gadget”.
Seperti diketahui bahwa komposisi pengguna internet di Indonesia sebanyak 768 ribu adalah anak usia 10-14 tahun, dan 12,5 juta anak usia 15-19 tahun. Berdasarkan suatu riset penelitian juga diketahui fakta bahwa anak usia 10-14 tahun lebih sering membuka platform video, seperti YouTube.
Webinar Keluarga Berseri 2 diadakan sebagai wujud kepedulian pada perkembangan anak diera digital. Webinar dilaksanakan pada pukul 13.00 – 15.00 WIB secara daring melalui zoom meeting. Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta yang mayoritas adalah para orang tua.
DWP RSJMM Bogor juga mengundang dua tokoh luar biasa sebagai pembicara. Selain dr. Ira Savitri Tanjung, SP.KJ (K), Psikiater Anak dan Remaja di RSJMM Bogor juga Nur Firdaus, S.Psi., sebagai Konselor Anak dan Remaja Founder YES Indonesia. Ada pula Dewi Sukma, S.Psi. sebagai moderator acara.
Anak mengalami proses tumbuh kembang dalam semua aspeknya. Proses tersebut berlangsung dalam berbagai tahapan-tahapan. Ranah perkembangan anak sendiri ada enam, yaitu moral-agama, emosi, bahasa, kognitif, sosial dan fisik.
Nur Firdaus juga membagikan beberapa cara dalam mengontrol penggunaan gadget anak. Nur menyebutnya sebagai kesepakatan aturan antara orang tua dengan sang anak.
Aturan pertama adalah pinjam pakai, dimana perlu dipertegas bahwa gadget adalah barang milik orang tua yang dipinjamkan pada anak sehingga ia perlu mengembalikan sewaktu diminta. Aturan kedua adalah selalu mengingatkan anak tentang tujuannya dalam menggunakan gadget.
“Ketiga yaitu bicarakan konsekuensinya. Dan keempat adalah tentang durasi, situasi, dan lokasi dimana anak bisa menggunakan gadget,” ulas Nur.
Selain membahas tentang kontroling gadget anak, Nur mengingatkan tentang pentingnya hubungan baik antara orang tua dengan anak. Karena perkembangan anak saat ini merupakan stimulus yang didapat anak sejak dini terutama dari orang tua.
“Yang paling utama adalah cek hubungan antara orang tua dengan anak, jangan sampai adanya hutang pengasuhan. Jika terjadi hutang pengasuhan maka orang tua harus meminta maaf,” imbuhnya.
Dewi sebagai moderator acara juga ikut berpendapat bahwa orang tua perlu memiliki dan menciptakan me time dengan anak. Jangan terlalu sibuk hingga tidak memperhatikan setiap perkembangan anak.
“Untuk orang tua, jangan sampai kita menjadi orang tua yang berangkat gelap dan pulang gelap, tanpa tanggap dengan semua yang anak lakukan. Tapi jadilah orang tua sigap dalam setiap tumbuh kembang anak,” ujar Dewi saat closing statement acara. (Siedoo)