SURABAYA – Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA menyampaikan apresiasi kepada ITS yang telah menunjuk Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk mengelola dana wakaf yang dihimpunnya. Laki-laki yang biasa disapa Nuh ini menegaskan, tugas BWI di sini hanya sebagai pengelola aset wakaf milik ITS. Pengelolaan wakaf ini dilakukan untuk menaikkan nilai tambah dari wakaf tersebut.
Ketua Badan Pelaksana BWI ini memaparkan bahwa dana awal yang diserahkan ke BWI akan tetap dimiliki oleh ITS. Sedangkan nilai tambah yang didapat dari dana tersebutlah yang nantinya akan diwakafkan.
Kebijakan ini, menurut Nuh adalah keputusan yang tepat dan strategis yang diambil oleh ITS. Mengingat dana sumber wakaf tidak akan kemana-mana jika tidak diinvestasikan untuk berkembang.
“Selain sebagai investasi, ini adalah bentuk sedekah dan amal dari seluruh sivitas akademika ITS,” tutur Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS ini.
Apa yang disampaikan Nuh ini berkaitan erat dengan upaya memenuhi misi ITS untuk menyejahterakan seluruh sivitas akademika. Khususnya mahasiswa yang membutuhkan beasiswa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember berupaya membantu biaya pendidikan bagi mahasiswanya melalui penanaman dana wakaf yang dikelola oleh pihak ketiga.
Hal tersebut ditandai dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) bersama Badan Wakaf Indonesia yang diamanahkan sebagai pihak pengelola dana wakaf. Berlangsung di Ruang Sidang Pimpinan, Gedung Rektorat ITS, MoU ini ditandatangani langsung oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng dan Ketua Badan Pelaksana BWI masa bakti 2021-2024 Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA.
Turut hadir mendampingi jajaran pimpinan ITS di antaranya Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana Ir Mas Agus Mardyanto ME PhD, Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi Sistem Informasi Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah M Eng, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD, dan jajaran pimpinan ITS lainnya.
Dalam sambutannya, rektor yang akrab disapa Ashari ini mengatakan, tujuan dari diadakannya MoU ini adalah dalam rangka menjalankan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) ITS, yaitu gerakan wakaf uang yang direncanakan bersumber dari Dana Abadi ITS dan dikelola oleh BWI. Pada prakteknya, dana tersebut digunakan untuk membantu mahasiswa ITS berupa bantuan biaya pendidikan.
“Karena dana abadi ITS sampai saat ini masih terbatas, untuk sekarang wakaf tersebut bersumber dari dana ITS,” terangnya.
Menurut Ashari, terdapat dua naskah nota kesepahaman yang ditandatangani dalam prosesi kali ini. Di antaranya adalah naskah GNWU untuk pendidikan, penelitian, dan pengembangan aset wakaf di ITS serta naskah GNWU untuk program bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa. Perjanjian ini sendiri akan berlaku selama empat tahun sampai tahun 2025.
Sementara itu, untuk jenisnya sendiri, Ashari mengungkapkan wakaf tersebut terbagi dalam dua bentuk, yaitu Wakaf Manarul Ilmi dan Endowment ITS. Untuk dana Endowment sendiri sampai sekarang sudah terkumpul sebesar Rp 6 miliar. Dana ini berasal dari sumbangan alumni dan pihak lainnya yang terkumpul sedikit demi sedikit.
“Kita berkomitmen untuk menambah dana Endowment ini sebesar dua puluh miliar rupiah setiap tahun,” ujar guru besar Teknik Elektro ini.
Dengan adanya kerja sama bersama BWI ini, Ashari mengatakan bahwa ITS tidak hanya akan menaruh dana untuk internal kampus. Tetapi ITS juga akan mengalokasikan sebagian dana tersebut untuk wakaf Indonesia. Di mana pengelolaannya dilakukan secara bersama.
“Semuanya memiliki misi yang tidak hanya untuk mahasiswa ITS dan masyarakat di masa depan, tetapi juga untuk bekal after future,” tandas Ashari. (Siedoo)