DEPOK – Nila Karyani, guru Bahasa Sunda SMPN 3 Depok, Jawa Barat mendapatkan amanah baru. Ia terpilih sebagai Ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Sunda SMP/MTs Kota Depok. Amanah itu diberikan setelah MGMP melaksanakan musyawarah pergantian kepengurusan tahun ini.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pertemuan rutin bulanan MGMP. Meskipun pertemuan dilakukan secara virtual, namun proses pergantian pengurus MGMP berjalan dengan lancar dan efektif.
“Pertama dan paling utama, saya bersyukur dan berterimakasih atas kepercayaan yang disematkan kepada saya. Sungguh, saya bukan satu-satunya yang layak menjabat Ketua MGMP Bahasa Sunda. Masih banyak rekan guru yang bisa bekerja bahkan lebih baik dari pada saya,” kata Nila Karyani.
Terpilihnya Nila Karyani sebagai Ketua MGMP karena ia dinilai masagi (mumpuni) untuk bergerak dalam bidang ke – Sundaan. Hal tersebut diperkuat dengan sosok Nila dalam kiprahnya selama lebih dari 15 tahun menjadi anggota dan pengurus MGMP Bahasa Sunda SMP/MTs Kota Depok.
Ia menggantikan Zainuddin, Ketua MGMP Bahasa Sunda yang sebelumnya. Selain sebagai guru, Nila juga merupakan penulis buku kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul “Gantina”.
“Terima kasih kepada Bapak Zainuddin yang sudah menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Ketua MGMP Bahasa Sunda selama ini. Selamat menjalankan tugas dan kewajiban yang tentu lebih besar lagi tanggungjawabnya sebagai Pengawas Bahasa Sunda,” ujar Nila.
Ia pun akan meneruskan perjuangan Zainuddin untuk mempertahankan, bahkan berharap dapat membawa MGMP Bahasa Sunda SMP/MTs Kota Depok ke tahap yang lebih baik lagi.
“Tapi saya tidak dapat melangkah dengan kokoh, tanpa niat dan kekuatan yang sama dari rekan semua. Yaitu dalam menjalankan tugas kita sebagai pelestari budaya daerah dan saya perlu dukungan dari semua,” jelas Nila yang pernah mendapat anugerah penghargaan “Hardjapamekas” tahun 2012.
Setelah dinobatkan sebagai ketua, ia akan berusaha sesuai dengan kemampuan untuk melestarikan budaya daerah (Sunda khususnya). Meskipun berada di wilayah tapal batas yang penduduknya multibudaya.
“Saya tidak pernah merencanakan menjadi apa, tapi saya selalu merencanakan apa yang harus saya kerjakan supaya menghasilkan hal positif bagi orang-orang di sekitar saya. Lalu ketika beberapa amanah dipercayakan kepada saya, itu bukan karena saya hebat. Tapi itu pemberitahuan dari Allah bahwa saya bisa melakukan sesuatu yang baik,” tandasnya. (Siedoo)
Penulis : Suryadi, S.Pd, aktivitas pendidikan