Siedoo.com - Dr. Dra. Eny Boedi Orbawati, M.Si. | foto: JPM Stream
ADV Tokoh

Tridharma Perguruan Tinggi : Belajar dari Sosok Eny Boedi Orbawati (3, Selesai)

Siedoo, PULUHAN karya penelitian telah lahir dari pemikiran Dr. Eny Boedi Orbawati, M.Si. Sebagian ia lakukan sendiri, sebagian yang lain dikerjakan bersama koleganya. Terlalu banyak untuk disebutkan, hasil penelitiannya yang sudah dijadikan referensi oleh para peneliti lain.

Diantara penelitian-penelitian Eny Boedi, ada beberapa yang menurutnya paling berkesan. Salah satunya, yaitu riset yang berkaitan dengan batas wilayah Kota dan Kabupaten Magelang. Penelitian itu ia lakukan bertahun-tahun silam.

Dalam riset tersebut, ia meneliti dari sisi responsivitas atau daya tangkap pemerintah. Ia hendak mengungkap, sejauh mana perhatian atau respon pemerintah terhadap masalah batas wilayah itu. “Ini kan dikaitkan dengan pelayanan publik,” jelasnya.

Ketika riset dilakukan, sosialisasi mengenai batas wilayah “bersaudara” itu memang belum maksimal. Di situlah, ia menemukan beberapa persoalan di lapangan. Contohnya, masalah pengurusan sertipikat oleh penduduk, yang kebetulan tanahnya berada di perbatasan Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Hasil penelitian itu turut mengungkap beberapa permasalahan lain, akibat kurang jelasnya batas wilayah. “Dan itu kemudian benar-benar menjadi persoalan,” kenang wanita yang pernah menjadi Dekan Fisipol (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Untidar ini.

Dari riset yang melelahkan ini, maka lahirlah sebuah disertasi berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Responsivitas Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Publik di Daerah: Konflik Penegasan Batas Daerah antara Kota dan Kabupaten Magelang”. Berbekal disertasi itu, ia berhasil meraih gelar Doktornya di Universitas Diponegoro Semarang.

Eny Boedi masih punya sisa waktu 12 tahun untuk mengabdi di Universitas Tidar. Ia baru akan memasuki masa pensiun di usia 65 nanti. Masih ada cukup waktu baginya, untuk mentransfer ilmu berikut berbagai pengalamannya kepada para mahasiswa.

Baca Juga :  Ocha dan Frankstein Mahasiswa ITS Berjaya di Rumania

“Jadi dari teori-teori yang dipelajari mahasiswa, saya kembangkan jadi materi tambahan. O, ini implementasinya di sini. Penerapannya di lapangan nanti seperti ini,” terangnya.

Dengan demikian, ia berharap, para mahasiswanya tidak hanya pandai berteori saja. Bukan cuma bisa cari pekerjaan dengan gelar sarjananya. Akan tetapi, kelak mereka harus mampu mengambil peran yang lebih besar, baik dalam hal pendidikan, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Karena di situlah sesungguhnya esensi dari Tridharma Perguruan Tinggi. (Siedoo)

– Selesai –
Apa Tanggapan Anda ?