DISKUSI. Tim BRANI, (dari kanan atas) Yurham Afif, Fiqey Indriati Eka Sari, Millads Anwary Fandiaz, Shinta Ulwiya serta Dyah Sawitri ST MT dan Welly Herumurti ST MSc (kiri bawah) selaku dosen pendamping. (foto: its)
Siedoo.com - DISKUSI. Tim BRANI, (dari kanan atas) Yurham Afif, Fiqey Indriati Eka Sari, Millads Anwary Fandiaz, Shinta Ulwiya serta Dyah Sawitri ST MT dan Welly Herumurti ST MSc (kiri bawah) selaku dosen pendamping. (foto: its)
Daerah

Empat Mahasiswa ITS Ajak Masyarakat Desa Melek Pemasaran Digital

SURABAYA – Pemasaran digital sangat penting dalam mendorong perekonomian dan branding sebuah daerah. Terkait hal tersebut, empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) termotivasi untuk mengembangkan agribisnis Desa Sumber Brantas, Kelurahan Bumiaji, Kota Batu melalui pemasaran digital dalam program BRANI (Sumber Brantas Berinovasi).

Empat mahasiswa tersebut yakni Fiqey Indriati Eka Sari dari Departemen Teknik Informatika, Shinta Ulwiya dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Millads Anwary Fandiaz dan Yurham Afif dari Departemen Teknik Fisika.

Millads Anwary Fandiaz selaku ketua tim menyampaikan, Desa Sumber Brantas ini memiliki 58 persen potensi di bidang pertanian. Di desa tersebut juga terdapat beberapa kelompok wanita tani yang bisa membuat produk olahan pertanian seperti keripik, ekstrak buah, hingga nugget sayur.

“Namun, selama ini mereka terkendala pada pemasaran, mereka belum pernah menjual produk secara luas, produk hanya dibuat ketika ada acara desa atau pesanan dari Pemerintah Kota Batu. Setelah kami konfirmasi beberapa ibu ternyata memiliki stigma takut pemasaran online,” ungkapnya

Lebih lanjut, pemuda yang akrab disapa Miko ini mengatakan, di Desa Sumber Brantas juga terdapat taruna tani yang merupakan sekelompok pemuda milenial yang tertarik pertanian dan agribisnis.

“Kami melihat bahwa taruna tani ini dapat menjadi potensi untuk mendukung agribisnis di Desa Sumber Brantas melalui pembekalan dan pemasaran digital,” jelasnya.

Ia menerangkan, program BRANI terdiri dari beberapa subprogram yang meliputi pelatihan desain, pemasaran digital, cara menanggapi pelanggan, pengiriman jarak jauh, pembuatan website, dan copy writing.

“Dalam pelatihan ini, mereka tidak hanya mendapat materi tetapi langsung melaksanakan praktek sekaligus pendampingan,” ujarnya.

Miko menambahkan, program BRANI sengaja memilih platform pendukung yang mudah dan simpel, pretest dan posttest juga dilakukan untuk mengukur kemajuan taruna tani selama program.

Baca Juga :  5 Nama Calon Rektor ITS Terkuat

“Kami memilih Canva.com sebagai tools pelatihan desain, selain mudah dan simpel juga dapat diakses secara gratis. Begitu pula dalam pembuatan website kami menggunakan WordPress,” paparnya.

Miko menjelaskan bahwa Program BRANI menerapkan sistem preorder, sehingga menjadi solusi yang tepat terhadap kekhawatiran kelompok wanita tani tentang kekurangan modal selama pemasaran online.

“Setelah kami yakinkan dengan sistem preorder, ibu-ibu mulai berani untuk memasarkan online. Bahkan beberapa setuju untuk desain ulang kemasan agar lebih menarik,” tuturnya.

Ia melanjutkan, program yang berjalan selama dua bulan ini setidaknya membawa delta perubahan bagi Desa Sumber Brantas. Stigma negatif masyarakat mengenai pemasaran online mulai pudar. Taruna tani juga bisa secara mandiri dalam membuat desain visual dan konsen yang persuasif.

“Desa Sumber Brantas pun kini telah memiliki platform untuk pemasaran online mulai dari instagram, facebook, hingga website yakni brani.id, dan semua ini adalah karya taruna tani selama program BRANI,” ujar Duta Kampus ITS ini.

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang berlangsung secara online karena pandemi ini, nyatanya tetap bisa membawa dampak yang menjanjikan bagi Desa Sumber Brantas. Program BRANI bahkan berhasil meraih medali perunggu kategori poster PKM bidang Pengabdian Masyarakat dalam ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 yang juga berlangsung secara online.

Ke depannya, keempat mahasiswa ini berharap bahwa program ini dapat menjadi jalan bagi Desa Sumber Brantas untuk mendorong potensi agribisnisnya.

“Selain itu, kami juga berharap program BRANI dapat diadaptasi oleh desa-desa serupa di Indonesia, sehingga dapat mendorong desa-desa untuk go online,” pungkasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?