SURABAYA – Empat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas sebuah inovasi sekaligus ide bisnis yang bernama Povitts, aplikasi seluler penyedia jasa konsultasi layanan Photovoltaics (PV) rumah tangga. Hal ini menyusul adanya kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan pembelajaran jarak jauh akibat pandemi covid-19. Tentunya membuat penggunaan listrik rumah tangga pun menjadi lebih tinggi.
Mereka adalah Hakim Subekti dan Muhammad Yusuf Akbar, mahasiswa Departemen Teknik Elektro angkatan 2017, Dian Imanur Rohmah dari Departemen Teknik Elektro angkatan 2018, serta Aminy Widinal Hartiningrum dari Departemen Teknik Biomedik angkatan 2018.
Tim ini berhasil menggagas inovasi sekaligus ide bisnis di bidang jasa konsultasi layanan PV rumah tangga melalui aplikasi seluler tersebut.
Ketua tim, Hakim Subekti mengungkapkan, sejak adanya kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah dan pembelajaran jarak jauh membuat listrik rumah tangga menjadi penyumbang terbesar konsumsi listrik dengan kenaikan sebesar 10 persen. Hal ini menjadikan masyarakat harus mengeluarkan uang yang lebih banyak dibanding biasanya untuk membayar dan memenuhi kebutuhan listriknya.
“Tidak jarang dari mereka mengeluh dengan biaya listrik rumah tangganya,” katanya.
Hakim melanjutkan, sebenarnya permasalah ini dapat diatasi dengan masyarakat yang mulai menggunakan PV. Yaitu, pemanfaatan energi matahari menjadi energi listrik. Ini tentu saja dapat mengurangi biaya penggunaan listrik rumah tangga.
“Namun ternyata selama ini masyarakat kurang mengetahui mengenai hal tersebut,” lanjutnya.
Mahasiswa asal Probolinggo tersebut menyebutkan, Povitts memiliki beberapa fitur yang dapat mendukung serta memberi keuntungan bagi masyarakat. Contohnya seperti pemilihan dan pemesanan desain PV. Pada fitur ini, Povitts tidak hanya menyediakan beberapa pilihan desain PV, tetapi pelanggan juga dapat mendesain PV sesuai keinginannya.
“Tidak hanya itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur konsultasi dan pemasangan PV,” imbuhnya.
Hakim menambahkan, aplikasi buatan timnya ini menyediakan fitur edukasi seputar PV. Hal tersebut dapat menjadi sarana bagi masyarakat dalam menambah pengetahuan mengenai sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Penting bagi masyarakat Indonesia untuk mulai mengetahui tentang EBT,” ujarnya.
Alumnus SMA Negeri 1 Kota Probolinggo ini menyatakan, dibandingkan dengan kompetitornya, Povitts memiliki beberapa keunggulan. Berbasis Artificial Intelligence (AI) dan aplikasi, Povitts mampu menghubungkan pelanggan dengan konsultan. Sehingga, membuat aplikasi ini responsif dalam 24 jam. Selain itu Povitts dapat menjangkau sampai ke daerah pelosok Indonesia.
“Keunggulan-keunggulan ini yang membuat konsumen tertarik dengan produk kami,” klaimnya.
Melalui inovasinya ini, Hakim bersama tim juga telah berhasil meraih penghargaan. Mereka menjadi juara satu dalam lomba Sination Business Plan Competition yang diadakan Universitas Jember, bulan lalu. Mereka berhasil mengalahkan peserta dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Hakim berharap dengan adanya aplikasi ini masyarakat dapat merasakan dan memanfaatkan energi listrik secara merata. Tidak hanya itu, ia juga ingin agar Povitts dapat terus dikembangkan sehingga dapat diimplementasikan di kehidupan masyarakat.
“Dalam pengembangannya, kami berharap dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah, PLN serta perusahaan lainnya,” tandasnya. (Siedoo)