JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak mungkin dapat melakukan kerja pembangunan pendidikan nasional sendirian. Kerja sama dengan berbagai mitra pendidikan mutlak dilakukan, khususnya dengan besarnya cakupan pendidikan yang ada di Indonesia.
Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar dalam Silaturahmi PBNU dan Kemendikbud dengan tema “Memperkuat Mutu Pendidikan Kita” melalui webinar, Selasa (30/06/2020) di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Nadiem menyampaikan apresiasi terhadap lembaga pendidikan di bawah pembinaan PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang telah berkontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan nasional.
“Menurut saya tidak mungkin visi Presiden mengenai SDM unggul dan misi Merdeka Belajar tercipta tanpa partisipasi dari PBNU,” kata Nadiem di laman kemdikbud.go.id (1/7/2020).
Nadiem mengungkapkan, pihaknya akan bermitra dengan berbagai macam organisasi swasta, organisasi nirlaba, organisasi mancanegara, dan juga berbagai macam organisasi atau platform teknologi. Menurut Mendikbud, Indonesia cukup berhasil dalam memberikan akses pada layanan pendidikan kepada setiap anak.
“Namun, yang belum dilakukan adalah memastikan apakah mereka masuk sekolah benar-benar belajar atau tidak,” ungkapnya.
Mutu pendidikan tercermin pada kualitas lulusan sebuah institusi pendidikan. Karakter lulusan yang memiliki kecakapan sosial, kreativitas, moralitas, spiritualisme, kemandirian, kemampuan bernalar dan memecahkan masalah, serta kemampuan berkolaborasi.
“Ini adalah profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan utama semua program Merdeka Belajar,” jelas Mendikbud.
Inovasi Pendidikan Tinggi
Dalam kesempatan silaturahmi ini, juga turut hadir Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Prof. Ainun Na’im, Ph.D. Di mana kemudian melanjutkan diskusi dengan Ketua LPTNU, Prof. Drs. H. Mohammad Nasir, M.Si., Akt., Ph.D. Dalam paparannya, Prof Nasir menyampaikan salah satu tugasnya untuk mengembangkan perguruan tinggi di bawah naungan NU.
“Salah satu strategi yang saya dorong adalah inovasi untuk mengaplikasikan sistem e-learning yang juga dapat mengurangi biaya operasional,” jelasnya.
Prof. Nasir juga mendorong harapan adanya penggunaan satu platform yang terintegrasi untuk melakukan pendidikan, interaksi antara dosen dan mahasiswa, juga termasuk proses evaluasinya. Hal ini akan menjadi terobosan melalui pembelajaran secara virtual, sehingga mahasiswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, serta dapat saling berbagi.
Paparan Ketua LPTNU kemudian ditanggapi oleh Prof. Ainun bahwa tantangan dan harapan masyarakat untuk pengembangan perbaikan pendidikan inilah yang ditampung dan diimplementasikan melalui program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. (Siedoo)