MAGELANG – Jiwa kewirausahaan senantiasa ditanamkan pada siswa SMK Muhammadiyah Payaman, Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Berbagai keterampilan diberikan melalui Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Di tahun pelajaran 2019/2020 ini sebanyak 36 siswa Kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (Otomotif) mengikuti Ujian Praktik PKK, Sabtu (14/3/2020).
Dalam ujian PKK tahun ini, panitia ujian menetapkan siswa mampu mengukir sandal jepit dengan alat dan bahan disediakan sendiri oleh peserta ujian. Menurut Kepala SMK Muhammadiyah Payaman, Drs. Gunadi, praktik mengukir sandal memiliki tujuan mengasah imajinasi siswa dalam menambah nilai produk sandal itu.
“Dengan sandal jepit yang semula harganya sekitar sepuluh ribu rupiah, setelah diukir bagus dan bernilai seni, tentu menambah harga jualnya,” katanya.
Ia mengatakan setiap tahun ujian PKK materinya tidak sama, berganti-ganti. Dengan maksud siswa mahir dan menguasai berbagai keterampilan yang diterima selama belajar di sekolah. Berbagai keterampilan yang dikuasai dapat menjadi modal ketika lulus dari sekolah.
“Sehingga apabila tidak dimanfaatkan untuk usaha sendiri, mereka dapat menularkan kepada orang lain di lingkungannya,” katanya.
Pengampu mata pelajaran PKK, Anwar Husaini, S.Sos mengungkapkan keterampilan wirausaha perlu dimiliki siswa SMK. Meskipun keterampilan tersebut sangat berbeda dengan jurusan yang dipilih.
“Mereka ini jurusan Kendaraan Ringan atau Otomotif, namun harus memiliki keterampilan lain agar berkembang daya imajinasinya, jiwa seninya, sekaligus kreativitasnya dalam menunjang jiwa kewirausahaan mereka,” katanya di sela-sela ujian.
Dalam praktik mengukir sandal jepit ini, siswa diberi kebebasan melakukannya. Motif atau tema mereka menentukan sendiri. Mereka diperbolehkan mencontoh motif dari internet, namun disarankan untuk membuat motif kreativitas mereka masing-masing.
“Karena tentu akan menambah nilai seninya bila motif itu tidak ada lainnya, artinya murni dari kreativitas dan imajinasi siswa,” kata Anwar Husaini.
Diharapkan para siswa nantinya mampu mengembangkan usaha itu dan mengaplikasikan untuk produk-produk lainnya. Terutama pada benda pakai dan perlengkapan fashion yang banyak diminati konsumen.
“Penambahan motif dengan ukiran atau lukisan pada benda pakai dan fashion, akan selalu mengikuti perkembangan zaman. Jadi keterampilan yang dimiliki siswa diharapkan mampu berkembang, inovatif, dan up to date,” harap Anwar Husaini. (Siedoo)