MAGELANG – Pendidikan aqidah dan akhlak anak tergantung dari pendidikannya dalam keluarga. Sejak dini anak harus dibiasakan melakukan hal-hal baik dan terpuji sesuai tuntunan agama. Sehingga anak akan tumbuh sebagai pribadi yang salih dan salihah. Semua tergantung bagaimana orang tua dan keluarganya mendidik.
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang taat beribadah, tentu akan memiliki nilai lebih dibanding mereka yang tumbuh dalam keluarga yang acuh pada ibadah. Anak yang terbiasa membaca Al-Quran dari kecil, tumbuh lebih baik karakternya dibanding mereka yang tumbuh bersama game online dalam gadgetnya.
Membiarkan anak bermain handphone (HP) dengan tidak terkontrol akan meracuni anak itu sendiri. Karena dia akan lebih menuruti HP dari pada nasihat orang tua. Maka sebaiknya anak dibiasakan membaca Al-Quran.
Demikian disampaikan Dr. Amir Faishol Fath dalam Safari Dakwah di Perum Korpri Kelurahan Kramat Selatan, Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam (14/3/2020).
Pendiri Darut Tafsir Fath Institute itu mengatakan, untuk masuk surga seseorang harus terbiasa membaca Al-Quran. Selain itu, membiasakan anak membaca kitab itu sejak kecil akan menumbuhkan sikap baik pada diri anak, seperti sikap peduli atau empati anak kepada sesamanya.
“Juga menghilangkan sikap sombong, sikap yang membuat hati membatu dan jauh dari rasa syukur,” kata juri Hafiz Indonesia itu.
Dr. Amir mengatakan, banyak orang menyangka hidup ini tak ada tujuan, sehingga melalaikan kewajibannya. Bahkan sombong, padahal dia hanya diciptakan dari setetes air kehidupan oleh Allah SWT. Harus diingat kita diciptakan Allah untuk menyembah-Nya.
“Jangan mengubah jadwal shalat, taati dengan tertib dan biasakan shalat berjamaah, terlebih bersama anggota keluarga saat di rumah,” pesannya.
Menurut Dr. Amir, membiasakan mengajak anak shalat di masjid dan berjamaah bersama tetangga adalah pendidikan beribadah baik bagi anak. Pendidikan melalui pembiasaan-pembiasaan dari kecil, akan menjadikan anak terbiasa hidup beribadah dengan baik hingga dia mandiri dan membentuk keluarga sakinah, mawadah, warahmah.
Anak yang terdidik memiliki sikap empati sejak dini, akan peduli terhadap sesama muslim, suka beramal, suka menolong, dan peka terhadap kondisi sosial di lingkungannya. Baik lingkungan kecil seperti masyarakat kampungnya, negaranya, hingga dunia internasional, seperti negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
“Menolong korban bencana di negara kita itu amalan baik, membantu muslim korban perang itu juga baik, merupakan ibadah. Maka kepedulian akan sesama muslim pun perlu ditanamkan sejak dini,” papar Dr. Amir.
Kegiatan Safari Dakwah itu diselenggarakan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Tengah bekerjasama dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dalam mendukung program tagar Indonesia Dermawan. Menurut Manager ACT Jawa Tengah, Giyanto, kegiatan tersebut untuk mengedukasi masyarakat utamanya kaum muslim dalam membangun keluarga surga dengan Al-Quran.
“Selain itu, bertujuan membangun jiwa kemanusiaan, kepedulian kepada sasama dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Dengan harapan Indonesia terhindar dari berbagai bencana alam dan penyakit,” ujar Giyanto.
Acara diakhiri dengan penggalangan amal untuk para kaum difabel akibat korban peperangan di Palestina. Amal yang terkumpul akan disalurkan oleh ACT Jawa Tengah ke Palestina. (Siedoo)