Siedoo.com - Pembina PMR SMPN 9 Kota Magelang, Syafiq Noor, S.Pd bersama siswa | foto : Fauzi Bayu Sejati | Siedoo
ADV Daerah

PMR untuk Masa Depan, Sekolah Kirim Siswa ke Latgab

MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 9 Kota Magelang, Jawa Tengah meningkatkan kemampuan siswanya dalam organisasi PMR (Palang Merah Remaja). Salah satunya dengan mengirim 12 siswanya ke Latgab (Latihan Gabungan) PMR sekolah se-Kota dan Kabupaten Magelang, belakangan ini.

“Saya rasa manfaat dari PMR untuk siswa adalah bisa untuk menjaga kebersihan diri sendiri  dan bisa memberikan bantuan kepada orang lain. Terkait untuk masa kedepannya, siswa bisa menyukai bidang kesehatan. Ada alumni di sekolah kami yang kini menjadi dokter, sebelumnya saat masih menjadi siswa ikut dalam PMR sekolah,” kata Pembina PMR SMPN 9 Kota Magelang, Syafiq Noor, S.Pd, Kamis (12/3/2020).

Melalui kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil latihan dan meningkatkan kreatifitas para anggota PMR Wira dan Madya. Selain itu, hal ini juga sessuai dengan visi misi Kota Magelang, yakni Moncer Serius. Selain itu juga merupakan proses untuk bibit-bibit muda yang fokus pada kegiatan PMR dan kepalangmerahan.

Manfaat siswa mengikuti kegiatan PMR diantaranya siswa menjadi lebih tanggap melakukan sesuatu karena sering membantu orang dalam keadaan darurat, berwawasan luas dan memiliki banyak teman. Selain itu dapat menjadikan pribadi yang lebih pemberani, karena sudah sering menghadapi luka, darah, muntahan, dan lain sebagainya.

PMR sekolah juga merupakan wujud dari pendidikan karakter, karena dapat melatih sikap empati. Ketika siswa memiliki sikap empati dan kepekaan yang baik, tanpa disadari akan mendorong dirinya untuk senantiasa peduli terhadap orang lain.

Masing-masing kontingen tediri dari 12 peserta dan 2 pembina. Para siswa mengikuti berbagai perlombaan diantaranya, keterampilan mendirikan tenda, pembuatan galeri, dragbar, hasta karya, kahoot, administrasi, paduan suara, yel-yel, pentas budaya, jurnalistik, peraga kepalangmerahan, maket, RSPS (Remaja Sehat Peduli Sesama) dan melukis tong sampah.

Baca Juga :  Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

“Ketika latihan dragbar di sekolahan, saya merasa tidak optimis karena siwa dalam membuat dragbar di atas sepuluh menit. Namun ternyata ketika di latihan gabungan ini, siswa dapat menyelesaikannya kurang dari sepuluh  menit,” tuturnya.

Dijelaskannya, standar waktu dalam membuat dragbar hanya diberi kesempatan sepuluh menit, diatas dari waktu tersebut maka gugur. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?