MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Kota Magelang, Jawa Tengah memberikan pembelajaran coding menggunakan bahasa pemrograman C++ kepada siswanya. Hal tersebut menjadi salah satu pembeda dengan sekolah lain di wilayah setempat, tentang materi pembelajaran informatika.
“Gunanya agar nanti ketika masuk ke jenjang SMA, mereka sudah mempunyai bekal. Siswa sudah ada buku informatika dan awalnya mereka diperkenalkan tentang penyelesaian masalah, membuat algoritma dan flow chart. Kalau kita ada masalah harus diselesaikan dengan cara yang runtut,” kata guru Informatika SMPN 8 Magelang, Erlina Kartika Sari, S.Kom.
Kemudian siswa dikenalkan salah satu bahasa pemrograman yakni C ++ sebagai bahasa pemrograman yang dianggap mudah. Cara instalasinya juga tidak sulit, sehingga di rumah bisa belajar. Sedangkan untuk coding sederhananya, siswa bisa membuka pada buku yang dipinjamkan dari sekolah.
C++ adalah bahasa pemrograman komputer yang dibuat Bjarne Stroustrup dan merupakan perkembangan dari bahasa C. Bahasa pemrograman C dan C++ menggunakan sintaks yang sama tetapi memiliki perbedaan.
Bahasa C merupakan bahasa pemrograman prosedural dan C++ bersifat pemrograman berorientasi objek. Keduanya merupakan bahasa tingkat tinggi yang mudah dipahami oleh manusia.
Materi dan ujian praktek pemrograman diberlakukan khusus kepada kelas 9 dan mengerjakan program sederhana seperti program kalkulator. Sebelumnya, siswa diajarkan membuat program untuk menampilkan rancang bangun, ketika program di-run akan menampilkan bentuk bangun seperti rumah atau mobil.
“Menurut pengamatan saya, selama ini siswa menikmati. Ada siswa yang menghubungi saya, meminta tolong untuk dibantu menginstal program Borland C++ untuk belajar di rumah. Artinya kan mereka selain di sekolah, tetap ingin belajar di rumah karena sangat tertarik,” ujarnya.
Salah satu siswa kelas IX, Keisyayu Khaylila Kanza mengaku, dirinya cukup merasa asik belajar C++ namun harus hafal dengan rumus atau struktur bahasanya. Selain C++, dirinya juga tertarik
“Saya baru mengetahui C++ dan tertarik, tapi tidak menutup kemungkinan saya juga akan tertarik dengan bahasa pemrograman yang lain,” imbuh kanza.
Kepala SMPN 8 Magelang, Imam Baihaqi, S.Pd., M.P.d mengatakan, dalam menghadapi revolusi 4.0 artinya siswa dituntut punya kreatifitas belajar yang lebih. Tidak hanya yang standar – standar saja seperti saat ini. Artinya perlu adanya pengembangan. Berpikir kritis memang harus dimasukkan. Salah satunya dengan pembelajaran yang terbilang selangkah lebih maju dalam TIK.
“Tidak hanya pada TIK saja, namun juga mata pelajaran yang lain. Inovasi dan cara berpikir kritis itu menjadi ciri pembelajaran abad sekarang, itulah yang kita modalkan disitu,” kata Imam.
Bahasa pemrograman C++ baru diterapkan untuk kelas 9, namun pihak sekolah akan mengevaluasi terkait perkembangannya. Jika dinilai bisa diterapkan di kelas 8, tidak menjadi masalah.
Menurutnya, semua materi bisa diterapkan dimana saja namun perlu melihat dan mengkaji terkait peruntukannya sudah tepat atau belum.
Sesuai yang dikatakan oleh Menteri Pendidikan dengan istilah merdeka belajar. Mengembangkan yang sudah ada dengan berbagai inovasi. Meskipun dasar kurikulumnya ada, tapi sekolah bisa mempunyai caranya sendiri untuk berinovasi dan mengembangkannya. (Siedoo)