MAGELANG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 1 Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah membuktikan perannya sebagai sekolah pencetak tenaga kerja. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa lulusan yang diterima dan mampu bekerja di dunia industri.
“Saya lulus tahun 2017, satu bulan setelah kelulusan alhamdulillah saya langsung dapat kerja di PT Philips Batam,” kata alumni sekolah tersebut, Fika Mayasari.
Kurang lebih selama tiga bulan dirinya bekerja di PT tersebut menjadi operator produksi. Kemudian karirnya meningkat dan dipercaya untuk menjadi TL (Team Leader).
Sekitar satu tahun setengah berjalan menjadi leader, sekarang dirinya menjadi ACT GL ( acting GL ). Sudah hampir tiga tahun bekerja di Philips, dirinya masih berstatus karyawan kontrak.
“Tapi ketika menjadi leader dan bisa menyelesaikan project yang diberikan perusahaan, ada kemungkinan bisa diangkat menjadi karyawan tetap,” tandasnya.
Dijelaskannya, menjadi karyawan tetap atau tidak yang penting sudah berusaha. Saat bekerja tidak hanya monoton, namun waktu luang ketika libur dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi dengan mengikuti evenet Philips di bidang olahraga yaitu futsal.
“Sudah beberapa kali saya mengikuti event futsal di Batam. Alhamdulillah ada empat sertifikat penghargaan kejuaraan dari pertandingan baik dalam ataupun luar event PT. Bekerja di sana bukan hanya semata mata bekerja saja, namun bisa menyalurkan hobi atau bakat di Philips,” ujarnya.
Alumni jurusan Administrasi Perkantoran, Septyana Arum Wusanti menceritakan, dirinya kini sudah bekerja di pabrik garment PT. Ungaran Sari Garment III Pringapus. Di garment banyak posisi tersedia seperti cutting, sewing, QC (Quality Control), helper dan finishing.
“Saya kebetulan ada di departemen finishing bagian ironing. Istilah kata lain ironing itu menyetrika baju. Tetapi jangan anggap menyetrika baju seperti setrikaan di rumah. Di sini menggunakan mesin gosok yang ada uapnya. Cara menggosok garmentnya itu ada tata caranya. Jadi kita menggosok garment sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) di perusahaan,” kata Arum.
Diungkapkannya, tata cara kerjanya di perusahannya dituntut harus cepat dan memperhatikan quality performance ironing-nya. Karena pada setiap jamnya juga ditarget, jadi jangan kaget dan harus siap mental.
“Kerja memang tidak enak, seperti kata orang tua, sesuk koe bakale ngrasake rekasane golek duit. Nah itu itu ternyata betul dan saya sudah merasakannya sekarang,” imbuhnya.
Alumni siswa jurusan Akuntansi, Apriliyani Hadiyanto menuturkan, sejak dirinya masih bersekolah di SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, tidak ada niat untuk berkerja di luar negeri dan bercita-cita ingin masuk Universitas Negeri Semarang (Unnes) jurusan olahraga.
Karena kendala ekonomi dan mendapat saran dari sahabat, dirinya memberanikan diri mendaftar kerja di luar negeri (Malaysia) melalui BKK (Bursa Kerja Khusus) SMK Muhammadiyah 1 Borobudur dan disalurkan ke PT. Karyatama.
“Alhamdulillah setelah ujian nasional selesai, tidak lama saya di terima di Inari Technology. Pada 25 April 2017 saya terbang ke negeri jiran bersama teman-teman SMK Muhammadiyah 1 Borobudur dan SMK lainnya,” ungkap Apriliyani.
Diuraikannya, Inari Technology adalah penyedia OSAT terkemuka untuk produsen produk elektronik multinasional dan lokal. Dirinya bekerja sebagai operator bagian testing, mempelajari banyak mesin untuk berbagai macam produk yang dibuat.
“Tiga tahun saya disini, alhamdulilah sudah mempunyai tabungan dan biaya kuliah. Sekarang saya memasuki Semester 5, tidak hanya kuliah saya mengikuti beberapa organisasi seperti Mapala dan IPMI (Ikatan Pekerja Muslim Indonesia ). Saya juga berpartisipasi dalam Pemilu 2019. Saya ditunjuk dari perwakilan tempat kerja saya (Kilang) menjadi bagian KPPSLN Penang 2019 metode kotak suara keliling dan itu pertama kali diadakan di tahun 2019,” akunya. (Siedoo)