MAGELANG – Meski berstatus sekolah negeri, bukan berarti tertinggal dalam bidang keagamaan. SMPN 8 Kota Magelang, Jawa Tengah mendidik dan meningkatkan akhlak serta memberantas buta huruf hijaiyah pada siswa didiknya melalui Gerakan Litersi Kitab Suci Al-Quran.
“Kelas Al-Quran ini dibagi jadi 3 kelas setiap hari Senin. Kalau hari biasa kita ngaji untuk murojaah,” kata guru pembina Kelas Al-Quran, Maulana Choirul Aziz, S.Pd.I.
Kelas-kelas ini diantaranya kelas membaca dengan metode ummi, kelas pendidikan karakter Islam melalui kajian akhlak keislaman dan kelas keilmuan Islam dengan berdakwah.
Diterangkannya, kelas-kelas ini diampu tenaga profesional di bidangnya. Kelas baca Al-Quran diampu Rumah Baca Quran Metode Ummi. Sedangkan kelas pendidikan karakter Islam dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, disertai bekal organisasi dan pengembangan bakat oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang.
“Kalau yang kelas membaca Al-Quran ini khusus kelas 7. Pendidikan karakter Islam dan tahsin kelas 8,” imbuhnya.
Siswa kelas 7 sebagai angkatan pertama zonasi dinilai lebih banyak yang masih buta huruf hijaiyah. Sehingga dalam keseharian masih perlu dibimbing dalam membaca dengan baik.
Harapannya setelah satu semester, siswa dapat lancar membacanya. Dengan pendidikan karakter yang diberikan, dapat membangun akhlak yang lebih baik sesuai ajaran Islam.
Selain melibatkan profesional, pihak sekolah juga melibatkan siswa kelas 8 untuk membantu murojaah di kelas-kelas yang diwadahi dalam rohis Islamic Studen Club (ISC).
“Siswa kelas 8 ini nanti menyimak baca Al-Quran kelas 7 yang tingkatnya masih bawah,” jelasnya.
Dengan kegiatan ini diharapkan akhlak siswa jadi lebih baik lagi, terberantasnya buta huruf serta keilmuan Islam yang mumpuni. Guru dan siswa yang bersinergi juga dianggap sebagai alat untuk memaksimalkan usaha pemberantasan buta huruf ini.
“Harapan saya nanti ketika wisuda tidak hanya akademiknya yang diangkat, tapi juga nonakademik yaitu bisa baca Al-Quran dengan baik,” tutupnya. (Siedoo)