Siedoo.com - Guru dan tenaga kependidikan SMP IT Ihsanul Fikri Kota Magelang | foto : SMP IT Ihsanul Fikri Kota Magelang
ADV Daerah

SMP IT Ihsanul Fikri Kota Magelang Upayakan Kelas Digital

MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Terpadu (IT) Ihsanul Fikri Kota Magelang, Jawa Tengah mempunyai cara tersendiri dalam menerima peserta didik baru. Sekolah yang berkategori boarding school tersebut melakukan seleksi untuk menjadi santri.

“Jadi belum siswa, tetapi santri dulu. Kita tes hafalan dan fisik, seberapa kemampuannya. Ini untuk kesiapan. Kita ada keunggulan Kewiraan yang melatih fisik yang kuat,” kata Kepala SMK IT Ihsanul Fikri Kota Magelang, Fatin Mahdalina, S.Pd., M.M.Pd.

Pihak pendidik ingin menjadikan santri yang cinta NKRI, karena selama ini santri sering dianggap kurang ikut perkembangan zaman dan kegiatan nasional. Santri dipandang sebelah mata dan terpikir hanya fokus di bidang religius, namun pihak sekolah ingin merubah anggapan tersebut.

“Kita slogannya Disiplin, Qur’ani dan Berprestasi. Jadi disiplinnya melalui program Kewiraan, qur’ani melalui hafalan dan berprestasi melalui akademik. Kita Islami tapi cinta NKRI dan tidak radikal,” ujarnya.

Ditambahkannya, menginak 2020 untuk kelas yang ada di sekolah akan dijadikan kelas digital. Hal tersebut merupakan upaya dalam menunjang pendidikan melalui literasi digital.

“Jadi rencananya untuk siswa kelas 7 yang baru, sudah punya gadget, bukan membawa tetapi difasilitasi dari sekolah. Sedangkan untuk kelas 8 dan 9, kami sampaikan terlebih dulu kepada orang tua untuk dimintai pendapat, setuju atau tidaknya,” imbuhnya.

Dijelaskannya, program tersebut merupakan upaya sekolah dalam mengikuti perkembangan zaman era industri 4.0 yang segala sesuatunya berbasis IT. Siswa dapat mengakses informasi kelimuwan sebanyak – banyak melalui gadget, masing – masing siswa satu tablet.

“Gurunya juga kita latih untuk mempersiapkan kelas digital. Guru dilatih untuk bisa membuat media pembelajaran berbasis IT yang bisa diakses oleh siswa, berbagai materi pembelajaran dan literasi literasi dari digital itu,” paparnya.

Baca Juga :  Farel “Ojo Dibandingke” Mendapat Kado Istimewa dari BPJS Kesehatan

Siswa dalam menggunakan gadget pada jam pelajaran di kelas dan jam belajar malam di asrama pondok. Saat waktu belajar terbimbing di asrama pondok, langsung dibimbing dan didampingi oleh pengasuh pondok pesantren.

Guru juga memberikan materi atau soal di waktu tertentu untuk bisa diakses. Siswa tidak bisa mengakses jika diluar waktu yang sudah ditentukan, tujuannya agar para siswa disiplin.

“Kalau smartphone yang dibawa secara pribadi tidak diperbolehkan, jadi hanya ada tablet dari sekolah. Mereka juga tidak bisa mengakses internet bebas secara luas, kami program khusus,” tandasnya.

Pihak sekolah juga akan lebih memaksimalkan program sekolah dengan melibatkan peran orang tua. Misalnya, orang tua untuk mengisi kelas inspirasi dan parenting, sesuai dengan Permendibud Nomor 30 tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?