Siedoo.com - Koco Parwoto. I foto : siedoo.com
Tokoh

Menyelami Kiprah Koco Parwoto di Dunia Pendidikan

Siedoo, Koco Parwoto merupakan salah satu sosok di balik terbentuknya Yayasan Manajemen Silaturahim. Pria kelahiran 18 September tersebut, 57 tahun silam, menggagas yayasan di bidang pendidikan itu, dilatarbelakangi mirisnya pendidikan di Indonesia yang pada dasarnya masih belum merata.

Dia berpikir jika para intelektual bisa mengakomodasikan waktu dan pikirannya, akan sangat berguna untuk dunia pendidikan. “Pada dasarnya saya memang tidak punya latar belakang kuliah di bidang pendidikan (tapi hukum). Justru dari situ membuat saya berpikir memberikan edukasi generasi muda agar melek hukum,” kata Koco ketika ditemui jurnalis siedoo.com, Minggu (17/11/2019), di kediamannya.

Menurutnya, banyak anak muda yang terjerumus, dan berurusan dengan hukum. Hal itu karena anak muda kurang mendapatkan pendidikan yang layak.

Pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang dan Universitas Diponegoro (Undip) ini menganggap, persoalan pendidikan masih menjadi PR besar untuk pemerintah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat.

“Saya itu punya cita-cita, anak-anak muda, khususnya yang tidak mampu, mendapat edukasi formal yang cukup. Selain itu juga harus melek teknologi. Jadi nantinya bisa menjadi calon pemimpin di masyarakat,” tandas Koco.

Menurutnya, adanya yayasan pendidikan seperti Manajemen Silaturahim dapat menjadi peluang bagus untuk generasi muda. Melihat zaman sekarang yang semuanya serba teknologi, anak-anak muda tidak akan mampu bersaing di masyarakat jika tidak mendapat edukasi yang baik.

“Yayasan Manajemen Silturahim saya bentuk memang dasarnya untuk membantu yang tidak bisa sekolah. Dulu awalnya sebelum berkembang sampai sekarang, memang masih bekerjasama dengan beberapa oraganisasi yang lain,” jelas pria berkacamata ini.

Yayasan tersebut saat ini sudah memiliki basis sekolah sampai tingkat atas. Pengembangannya juga tidak serta merta sudah jadi seperti sekarang. Banyak proses yang turut andil dalam membangun yayasan hingga seperti sekarang. Manajemen Silaturahim tidak memberikan syarat apapun untuk siswa. Basis pendidikan islami menjadi dasar berjalannya organisasi ini.

Baca Juga :  Nabel, Ahli Robotic Muda dari Malang

“Bergabung dengan yayasan kami tidak perlu syarat apapun, karena kita menjalankan yayasan dengan cara islami. Jika memang sudah lulus ya sudah. Bisa langsung mencari pekerjaan, ataupun membuka lowongan pekerjaan. Bahkan kami merekrut pengajar tidak hanya berdasarkan latar belakang pendidikan, namun juga pemahaman keagamaannya,” tegas Koco.

Dia menambahkan, masih ada cita-cita yang belum tercapai sampai saat ini. Mengembangkan yayasan sampai tingkat Universitas.

“Iya arahnya juga ke sana (universitas),” kata Koco yang juga sebagai Pembina Yayasan Sirojudin Ikhsan wilayah utara.

Sebagaimana diketahui, Yayasan Sirojudin Ikhsan wilayah utara membawahi beberapa sekolah Islam, seperti TKIT Al Hikmah Secang, SDIT Alam Al Hikmah, TKIT Atakwa Grabag, TKIT Ananda Grabag, TKIT Durotul Islam Ngablak.

Yayasan tersebut bersama Yayasan Qolbun Salim mendirikan Pondok Yatim Al Faruq Kajoran, Kabupaten Magelang, TKIT Insan Kamil Kajoran, dan SMPIT Insan Kamil Kajoran. (*)

Apa Tanggapan Anda ?