MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Kota Magelang, Jawa Tengah meningkatkan skill para siswanya melalui program ekstrakurikuler desain grafis. Hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam bidang keterampilan dan bakat.
“Minimal anak itu tahu bahwa memvisualisasikan ide dan gagasannya menggunakan Corel Draw. Kami sebenarnya ingin anak bisa membuat poster, banner dan sebagainya. Diawali dari hal sederhana dulu tingkat dasar, minimal sudah tahu komputer,” kata Pembina Ekstrakurikuler Desain Grafis SMPN 4 Kota Magelang Bruri Nugroho S.Pd., S.Kom.
Dijelaskan bahwa, untuk penggunaan Corel Draw dimulai dari hal – hal mendasar. Seperti pengenalan layout, cara membuat logo, meng-combine objek, trim, weld dan sebagainya.
“Intinya, kita menjaring potensi anak – anak. Mereka yang berminat apalagi yang pintar menggambar, bisa dituangkan dalam bentuk visual melalui Corel Draw,” jelasnya.
Waka Kesiswaan SMP N 4 Kota Magelang Farid Setyawan, S.Pd menambahkan, tuntutan salah satu cabang lomba poster dalam FLS2N dituangkan dalam bentuk digital. Maka dari itu, diperlukan kemampuan dalam mengoperasikan software ketika membuat poster.
Selama ini, pengurus OSIS biasanya merancang pengumuman dan membuat mading hanya menggunakan aplikasi Microsoft Word, Excel dan Power Point. Namun demikian, mereka berupaya untuk bisa memahami software pengolah grafis, seperti Corel Draw dan Adobe Photoshop.
“Anak – anak meminta untuk dibuatkan ekstrakurikuler, yang kaitannya dengan grafis. Akhirnya kita terima, anak – anak pandai menggambar, tapi belum bisa menggunakan software di komputer. Akhirnya, kita membuat ekstrakurikuler desain grafis,” imbuh Farid.
Sekolah menyediakan 94 komputer di laboratorium bagi para siswa. Selain dipergunakan untuk praktek desain grafis, anak-anak juga mempergunakannya untuk mencari informasi dan data di internet, terkait dengan materi pembelajaran.
Anak-anak tinggal mengkomunikasikan kepada tim IT untuk memanfaatkan komputer itu. Menurutnya, jika anak-anak diperbolehkan menggunakan smartphone ke sekolah, guru akan kesulitan dalam mengontrol, karena penggunaannya bisa saja dengan sembunyi – sembunyi. Sedangkan kalau di laboratorium, guru bisa memantau konten apa yang sedang dibuka di komputer.
Sementara itu, Kepala SMPN 4 Kota Magelang Drs. Lartono, M.Pd mengaku sangat mendukung adanya program tersebut. Era milenial saat ini ditandai dengan digitalisasi, automatic, robotic dan virtual. Sehingga, saat penyusunan program di awal tahun bisa dimasukkan dalam rencana pembangunan program sekolah.
“Harapannya, anak – anak kami siap terjun di dunia kerja yang sebagian besar berbasis Information Technology (IT). Upaya kami, menyiapkan perangkat IT yang memadai dan kami persiapkan pembimbing – pembimbing yang kompeten di bidang IT,” jelasnya.
Selain itu, SMP N 4 Kota Magelang juga mempunyai ekstrakurikuler mekatronika yang berkaitan dengan robotika. Bahkan rencananya, akan juga diarahkan ke multimedia, sehingga siswa juga dapat belajar dan memproduksi sebuah film. (Siedoo)