Siedoo, Suasana ruang rapat lantai II Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Magelang, Jawa Tengah tidak seperti biasanya. Mereka yang ada di dalam ruangan, tidak lagi para politisi kawakan. Tetapi para siswa – siswi dari salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Magelang. Para siswa ingin mengetahui persis, bagaimana proses para anggota dewan bekerja sebagai legislator.
Dengan seksama para siswa mendengarkan pemaparan yang di depan. Mereka ingin belajar apa itu DPRD dan apa saja tugas fungsinya. Kunjungan para siswa ini dapat diartikan bahwa, lembaga legislatif tidak lagi tertutup dengan dunia luar.
Siapa saja boleh belajar, mengetahui apa itu DPRD, apa itu alat kelengkapan Dewan dan lain sebagainya. Keterbukaan informasi publik menjadi dasar Dewan untuk terbuka kepada siapa saja, khususnya para pelajar di kawasan Kota Magelang. Mulai dari SD hingga siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas / Kejuruan (SMA – SMK).
Para siswa juga bisa belajar langsung kaitannya dengan fungsi legislasi, makna trias politika dan lainnya. Upaya Dewan membuka diri ini tujuan utamanya adalah pendidikan politik, membumikan pemahaman Pancasila. Selain itu, juga bertujuan untuk menyebarkan semangat toleransi di Kota Sejuta Bunga.
Selama ini berbagai partai politik yang ada di Kota Magelang bersaing untuk mendapatkan suara sebanyak – banyaknya. Namun demikian, ketika Pemilihan Legislatif dan tahun politik usai, para legislator dari banyak partai politik membaur menjadi satu. Mereka melebur menjadi satu di lembaga DPRD untuk memikirkan bagaimana cara memajukan Kota Magelang.
Semangat membangun ini yang perlu diturunkan kepada adik – adik pelajar agar terbiasa berkompetisi. Toleransi, pemahaman demokrasi, dan pemahaman Pancasila perlu dipelajari sejak dini.
Melihat kesadaran politik di kalangan pelajar selama ini sebenarnya sudah bagus. Itu tercermin dari para siswa yang memilih ketua Osis melalui proses demokrasi. Siswa bisa memilih kandidat ketua Osis berdasarkan alasan yang rasional. Beberapa sekolah di Kota Magelang sudah menerapkan seperti itu.
Mereka memilih calon ketua Osis bukan berdasarkan like and dislike. Siswa memilih karena berdasarkan kemampuan sang kandidat. Pilihan calon ketua Osis setiap siswa berbeda – beda tidak menjadi masalah, mereka mempunyai pandangan masing – masing.
Dengan catatan, perbedaan pilihan ini tidak mengakibatkan antarsiswa saling berseteru. Perbedaan pilihan itu nantinya disatukan oleh siapa calon Ketua Osis yang dipercaya menjadi pemimpin.
Ketua Osis terpilih kemudian mengakomodir semua program – program, usulan dari siswa. Meskipun siswa yang mengusulkan program itu, saat proses pemilihan tidak memilih sang ketua Osis. Ketua Osis terpilih harus berdiri di semua kepentingan siswa, termasuk mengakomodir program – program yang baik dari rivalnya yang kalah.
Kegiatan pembelajaran demokrasi seperti itu perlu didorong, sehingga bisa memunculkan kebiasaan – kebiasaan untuk bergotong royong. Membangun bersama – sama demi sebuah kebaikan.
Bagi siswa yang ingin menyambangi Gedung Dewan, juga bisa mempelajari makna dasar sebuah Pancasila. Jika ke lima sila itu diperas, maka akan menjadi tiga butir. Kemudian tiga butir itu diringkas lagi akan menjadi satu makna, yaitu “gotong royong”.
Di internal DPRD, selama ini sudah menerapkan sistem gotong royong, bersatunya para legislator dari berbagai partai politik, untuk membahas kemajuan Kota Magelang secara bersama – sama. Kita memilih untuk musyawarah mufakat jika menentukan keputusan. Saling menghargai seperti ini lah, yang perlu ditanamkan sejak dini kepada para pelajar di Kota Magelang.
Sekolah Mengirimkan Surat ke DPRD
Bagi siapa saja, sekolah mana saja yang ingin belajar tentang pendidikan politik, bisa mengirimkan surat. Bisa berbentuk surat permohonan audiensi, atau siswa hanya ingin melihat suasana kantor Dewan, ingin mempelajari cara demokrasi, dan kepentingan lainnya.
Surat itu ditujukan kepada Sekretaris DPRD maupun Ketua DPRD Kota Magelang. Nantinya Dewan akan mengagendakan dan menyesuaikan dengan jadwal rencana kerja kelembagaan. Mari, siswa – siswi di Kota Magelang harus melek pendidikan politik sejak dini. (*)
*Budi Prayitno
Ketua DPRD Kota Magelang, Jawa Tengah