Siedoo, Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM) menciptakan inovasi Galantas (Game Lalu Lintas). Game ini merupakan media pembelajaran yang diciptakan oleh empat mahasiswa Unsyiah, yaitu Ikhlasul Amal, Ihza Azizul Hakim, Namira Risza Pasya, dan Rona Salsabila Hatta.
Namira mengatakan, game ini terinspirasi dari monopoli dan ular tangga yang sudah merakyat. Tujuan penggunaan game ini untuk membantu masyarakat, khususnya anak-anak, untuk mengenal lebih dekat rambu dan marka lalu lintas.
Namira juga prihatin atas akibat kecelakaan yang tak memahami aturan berlalu-lintas termasuk anak-anak, yang lebih dari setengahnya tidak memiliki SIM. Namira berharap, Galantas ini dapat membantu anak dalam memahami aturan lalu lintas dengan cara yang asyik.
“Seperti kita ketahui, sangat banyak anak di bawah umur yang mengendarai sepeda motor tanpa mengetahui aturan lalu lintas secara benar,” ujar Namira, ditulis laman unsyiah.ac.id.
Ia menambahkan tata cara bermain mengikuti aturan sebagaimana mestinya. Seperti jika pemain berhenti di tulisan ‘Razia’ berarti harus mengambil kartu ‘Razia’ yang berisi pertanyaan seputar rambu dan marka lalu lintas. Apabila si pemain tidak bisa menjawab, maka harus dimasukkan ke dalam ‘penjara’.
Galantas ini sudah diujicoba kepada siswa SMPN 1 Lhoknga, Aceh Besar untuk melihat apakah permainan layak atau tidak. Setelah bermain game ini, para siswa semakin paham dengan aturan lalu lintas.
Sementara Ikhlasul Amal menambahkan Galantas berjenis ‘board game’, atau permainan yang menggunakan papan/karton sebagai komponen utamanya. Game unik ini didesain mirip dengan kondisi berlalu lintas agar masyarakat lebih siaga di jalan raya.
“Lewat game ini, kami ingin meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang aturan lalu lintas, meningkatkan keamanan dalam berkendara, serta mengurangi angka kecelakaan terhadap anak-anak,” kata Ikhlasul. (*)