JAKARTA – Zenius Education mendukung pemelajaran sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di daerah tertinggal Indonesia, yakni Sambas, Kalimantan Barat. Dukungan ini dilakukan dengan platform Zenius Prestasi, yakni solusi pemelajaran yang menggunakan teknologi Online to Offline.
Dilansir antaranews.com, tak hanya mengatasi masalah kekurangan guru, dukungan Zenius juga menjadi solusi minimnya sarana dan prasarana. Terutama di daerah 3T (Terluar, Terpencil dan Tertinggal).
President Zenius Education, Wisnu Subekti mengatakan Zenius Education akan melakukan proyek rintisan dengan bekerjasama dengan Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
“Ada 15 sekolah yang menjadi tujuan implementasi kerja sama yang berlangsung selama sekitar satu tahun. Sekolah yang dituju adalah sekolah dasar dan sekolah menengah tingkat pertama,” kata Wisnu dilansir beritasatu.com.
Dikatakan Wisnu, dari 15 sekolah yang menjadi target, Zenius memilih 10 sekolah yang akan menerima peladen untuk dapat mengakses Zenius Prestasi. Meskipun tanpa akses internet, para siswa dapat tetap mengakses ribuan materi pelajaran dan soal. Dengan demikian, proses pemelajaran tidak perlu harus bergantung pada kuantitas guru.
Dikatakan Wisnu, Zenius Prestasi menyediakan konten belajar yang melengkapi pelajaran yang diberikan di sekolah. Membantu, menyederhanakan proses ujian, dan mengurangi beban tugas-tugas administratif guru.
“Sehingga guru dapat fokus untuk melatih dan mengedukasi siswa,” katanya ditulis indopos.co.id.
Upaya Zenius ke daerah Sambas yang masuk ke kategori daerah 3T memang bukan bagian dari tanggung jawab perusahaan. Wisnu mengakui proyek kerjasama di Sambas merupakan simulasi Zenius Prestasi sebelum diimplementasikan di banyak daerah lain.
Sementara, Direktur Pengembangan SDM, Ditjen Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDT, Priyono mengatakan Sambas termasuk satu dari delapan kabupaten di Kalbar yang masih tertinggal. Kebutuhan guru atau pendidik di Sambas masih sangat besar.
“Satu guru kadang harus melayani beberapa kelas. Ada juga kesenjangan kapasitas guru dengan daerah lain yang sudah maju. Oleh karena itu, daerah-daerah ini perlu percepatan dan terobosan agar mendukung percepatan hasil anak belajar,” katanya. (Siedoo)