JAKARTA – Sejak awal kuliah, para mahasiswa dibekali dengan semangat teknososiopreneurnya. Pembekalan yang diberikan dalam ruang kelas sekaligus dengan praktik, membuat produk teknopreneur diharapkan bisa mendorong mereka untuk berbuat lebih baik.
Tidak sampai disini, semangat kemandiran dan kolaborasi juga selalu ditanamkan kepada para mahasiswa. Sehingga dengan ini semua, masalah krusial lulusan yang dianggap hanya bisa menumbuhkan angka penganguran bisa ditiadakan.
“Bukan hanya itu, justru kehadiran mereka di tengah- tengah masyarakat diyakini akan membuka lapangan kerja baru,” kata Rektor Universitas Trilogi Jakarta Selatan Dr. Sahnaz Ubud.
Ia menyampaikan itu saat acara wisuda yang diselenggarakan di Universitas Trilogi Jakarta. Sebanyak 274 wisudawan Universitas Trilogi diyakini mampu mengimplementasikan keimluannya serta bisa memberikan kontribusi pada masyarakat sekitarnya.
Hal ini tentu bukan hanya harapan Universitas Trilogi sebagai almamater mereka menuntut ilmu lebih kurang 4 tahun lalu. Tetapi juga diyakini sebagai harapan bersama.
“Beberapa wisudawan bahkan sejak kuliah telah memiliki berbagai produk teknososiopreneur dan mereka sukses dengan produk yang mereka hasilkan. Selain itu, diantarnya juga sudah ada yang bekerja di berbagai instansi baik swasta maupun di instansi pemerintah,” jelasnya.
Acara wisuda yang diselenggarakan di Universitas Trilogi ini dihadiri langsung oleh Prof Dr Haryono Suyono, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta (YPPIJ), Subiakto Tjakrawerdaja, Ketua Dewan Pengurus YPPIJ, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah III, serta para orang tua wisudawan, rekan media dan undangan.
“Para wisudawan harus percaya diri dengan kapasitas yang mereka miliki. Mereka harus bisa mengimplementasikan ilmu yang mereka dapatkan agar bisa berbuat yang terbaik, bukan hanya untuk dirinya tetapi juga masyarakat sekitarnya,” tandasnya. (Siedoo)