MOSKWA – Dua perguruan tinggi Islam di Bogor, Jawa Barat, menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Rusia (RIU). Kedua perguruan tinggi tersebut adalah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia dan Universitas Ibn Khaldun (UIKA). Kerja sama dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani di RIU, Kazan, Rusia, Selasa, 24 April 2019.
Dalam siaran pers KBRI Moskwa yang diterima beritasatu.com, Jumat (26/4/2019) disebutkan, perjanjian ditandatangani para rektor perguruan tinggi, yaitu Rafik Mukhametahin dari RIU dan Murniati Mukhlisin dari STEI Tazkia. Sementara, dari UIKA ditandatangani HE Bahruddin yang kehadirannya di Kazan diwakili Indriya Rusmana, dosen UIKA.
Para pihak sepakat untuk mempromosikan, mengembangkan, dan memperkuat kerja sama pendidikan dan ilmu pengetahuan yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama antara lain pertukaran staf, pengajar dan mahasiswa, penelitian dan publikasi bersama, penyelenggaraan seminar, konferensi dan workshop bersama. Serta kerja sama lainnya yang menjadi perhatian bersama.
Rektor RIU menyampaikan kegembiraannya dapat menjalin dan mengembangkan kembali kerja sama dengan perguruan tinggi Islam di Indonesia setelah beberapa tahun terakhir terhenti. Menurutnya, kerja sama dengan Indonesia sangat penting, seperti yang telah dirintis sejak 2009.
Pada 2009, Rafik Mukhametshin berkunjung ke Indonesia menjalin kerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Salah satu kerja sama yang dicapai adalah pengiriman mahasiswa RIU untuk belajar di Indonesia dalam program magister, antara lain di UIN Malang. Dua orang lulusan UIN Malang tersebut saat ini bekerja sebagai pengajar di RIU.
Rektor STEI Tazkia Murniati Mukhlisin mengatakan kerja sama antarperguruan tinggi ini dilandasi pada Tridharma Pendidikan, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Murniati berharap terdapat pertukaran dosen dan mahasiswa, double degree, bimbingan mahasiswa dan riset bersama, termasuk pendidikan ekonomi syariah.
“Kami siap menerima mahasiswa dari RIU untuk belajar di STEI Tazkia, bahkan mulai tahun pelajaran baru mendatang,” kata Murniati.
Rektor STEI Tazkia sangat terkesan dengan kunjungan pertamanya ke Kazan. Menurutnya, industri halal terutama makanan halal, pakaian muslim, dan keuangan syariah sedang menjadi perhatian di Rusia. Ditambahkan, selaku pionir dalam pergerakan keuangan syariah di Indonesia, STEI Tazkia siap bekerjasama dengan Rusia. Utamanya dalam bidang edukasi, sosialisasi dan persiapan SDM. untuk pengembangan keuangan syariah dan industri halal lebih lanjut.
RIU adalah salah satu perguruan tinggi Islam di Rusia yang didirikan tahun 1998. Saat ini RIU terdapat Fakultas Teologi yang di dalamnya memiliki jurusan teologi, linguistik, jurnalistik Islam, ekonomi Islam, dan pembelajaran jarak jauh.
Di RIU belajar sekitar 1.200 mahasiswa tidak hanya berasal dari Tatarstan dan berbagai wilayah Rusia, tetapi juga dari negara lain, khususnya negara pecahan Uni Soviet.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarusia, M. Wahid Supriyadi menyaksikan penandatanganan perjanjian. Wahid mendorong pengembangan kerja sama antarperguruan tinggi kedua negara, termasuk perguruan tinggi Islam.
“Kerja sama tersebut dapat turut mendekatkan hubungan kedua bangsa yang pada gilirannya tidak hanya mencakup bidang pendidikan, tetapi juga ekonomi dan sosial budaya,” ujarnya.
Dubes Wahid menekankan pentingnya tindak lanjut dan realisasi dari kesepakatan-kesepakatan kedua pihak.
Beberapa jam sebelum penandatanganan dengan RIU, STEI Tazkia juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kazan (Volga Region) Federal University (KFU) yang diwakili oleh Linar Latypov, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional KFU.
Delegasi STEI Tazkia dan UIKA Bogor berada di Kazan, Republik Tatarstan, Federasi Rusia dalam rangka mengikuti “Russia Halal Expo 2019”. Expo tersebut merupakan bagian dari The XI International Economic Summit ‘Russia-Islamic World: KazanSummit 2019’ yang berlangsung tanggal 24-26 April 2019. (Siedoo)