Siedoo.com -
Internasional Teknologi

Tiga Mobil Hemat Energi ITS Bertarung di Kancah Asia

SURABAYA – Tiga tim mobil hemat energi andalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur berkesempatan unjuk gigi di level internasional. Ketiganya adalah Sapuangin, Nogogeni, dan Antasena. Tidak lama lagi hasil karya mahasiswa tersebut akan tampil pada ajang Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2019 di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia. Tim telah dilepas secara resmi Rektor ITS terpilih periode 2019 – 2024, Prof Dr Ir Mochamad Ashari, di halaman Rektorat ITS, Jumat (22/3/2019) siang.

Rektor Ashari mengungkapkan, tiga tim tersebut sudah memiliki nama besar dengan sederet prestasinya baik di level nasional maupun internasional. Rasa terima kasih disampaikan atas perjuangan yang sudah dilakukan semua elemen mulai dari mahasiswa, dosen pemimbing, dan juga kampus ITS dari sebelum kompetisi hingga setelah kompetisi berlangsung.

“Semua dilakukan demi kesuksesan sekaligus kelancaran proses ketiga tim dalam mempertahankan gelar juara yang sudah diraih sebelumnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, ajang SEM Asia 2019 yang akan berlangsung 29 April – 2 Mei 2019 mendatang, menandai 10 tahun diselenggarakannya kompetisi menantang para mahasiswa dari berbagai universitas se-Asia. Mereka ditantang untuk berinovasi dan merakit beragam mobil hemat energi yang nantinya berkompetisi di lintasan balap.

Sapuangin Terbaik Delapan Tahun Berurut-turut

“Dari 10 tahun pelaksanaan itu, ITS melalui tim Sapuangin mampu menjadi yang terbaik selama delapan tahun berturut-turut,” tandasnya.

Pada SEM Asia 2019 ini, ITS akan menurunkan ketiga timnya pada kelas berbeda. Tim ITS Sapuangin dengan mobilnya Sapuangin XI Evo 2 akan turun berlaga pada kelas Urban Concept dengan bahan bakar gasolin. Kemudian Nogogeni ITS Team dengan mobilnya Nogogeni V EVO akan berkompetisi pada kelas Urban Electric.

Sedangkan tim terakhir yaitu Antasena ITS Team dengan mobilnya yang dijuluki Antasena FCH 1.0, nantinya akan turun berlaga pada kelas Urban Concep berbahan bakar hidrogen. Ketiga tim ITS berfokus pada kelas urban, di mana kategori tersebut dirasa cocok dan lebih dekat dalam pengembangan mobil yang berkonsep city car.

Dr Ir Atok Setyawan selaku perwakilan dosen pembimbing dari ketiga tim menjelaskan, di kelas urban ini mobil-mobil dari Indonesia memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan negara lainnya pada SEM Asia. Ajang ini sekaligus pembuktian dalam hal inovasi dan pengembangan mobil, khususnya bagi tim-tim dari ITS, melihat persaingan di ajang SEM ini didominasi oleh tim dari Indonesia.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Manfaatkan Cangkang Keong Sawah untuk Pembuatan Beton

“Dibutuhkan usaha dan kerja keras yang lebih dari semua elemen di dalam ketiga tim ini,” tambah dosen Teknik Mesin ini.

Atok juga tidak lupa mengucapkan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan baik dari pihak kampus, dosen, mahasiswa, dan juga Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA) ITS.

“Harapannya kami mampu menjaga nama baik ITS yang dikenal sebagai kampus unggulan dan juga kiblat inovasi mobil hemat energi bagi kampus lainnya di Indonesia,” tandasnya.

Bila sebelumnya, ITS hanya bisa mendapat jatah mengirimkan dua tim, untuk SEM Asia 2019 ini ITS mendapat jatah tiga tim. Hal ini terjadi berkat keberhasilan Tim Sapuangin yang menjuarai kompetisi internasioanal Drivers’ World Championship Competition 2018 di London, sehingga tahun ini ITS mendapatkan kesempatan menurunkan tiga tim untuk pertama kalinya.

Kompetitor Terberat Vietnam

Pada kesempatan yang sama, General Manager (GM) Tim Nogogeni ITS, Ahmad Ibad Maulana, menjelaskan timnya sudah berusaha dengan maksimal untuk meraih hasil yang terbaik dalam persiapan lomba ini. Sejauh ini, mereka selalu mengikuti perubahan regulasi yang terkait, baik segi teknis maupun nonteknis untuk meminimalisir hal-hal yang bisa menghambat proses kompetisi.

“Kompetitor terberat kami berasal dari Vietnam, di mana mereka memegang rekor pada kelas yang kami ikuti,” ungkap mahasiswa Teknik Mesin Industri ITS ini.

Untuk Tim Sapuangin sendiri telah melakukan persiapan selama empat bulan terakhir. Mereka fokus pada optimalisasi mobil dalam hal penyesuaian regulasi dan juga jalur lintasan mengingat ajang SEM Asia 2019 dilaksanakan di lintasan yang baru di Malaysia.

“Target kami jelas yaitu merajai level Asia, setelah sebelumnya sukses menjadi juara di level nasional,” ujar Vito Hanif Addinuri, Manajer Nonteknis Tim Sapuangin.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Gagas Kapal Jukung Ramah Lingkungan

Antasena Pelopor Mobil Urban Berbahan Hidrogen

Ajang SEM Asia 2019 ini merupakan ajang kembalinya Tim Antasena untuk berlaga di ajang yang sama, setelah sempat vakum selama enam tahun. Namun, sebelumnya Tim Antasena berlaga di kelas Prototype hydrogen dan terakhir berlaga pada tahun 2012 silam di ajang SEM Asia ini. Anatsena sendiri merupakan pelopor untuk pengembangan mobil urban berbahan hidrogen di Indonesia.

Ghalib Abyan selaku General Manager (GM) Tim Antasena menjelaskan mengenai kategori perlombaan di kelas urban dengan energi hidrogen. Ada beberapa tantangan yang dihadapi, karena penggunaan teknologi hidrogen masih tergolong baru. Kemudian dari segi fuel cell yang dibawa harganya cukup mahal sehingga harus berhati-hati.

“Kami mengaplikasikan inovasi teknologi dengan menggunakan 3D printing buatan kami sendiri  sebesar 25 persen pada bodi mobil, sehingga berat mobil turun drastis mencapai 80 kilogram,” paparnya mahasiswa Teknik Material ITS ini. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?