MAGELANG – Sebanyak 93 siwa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Muntilan, Kabupaten Magelang mengikuti ujian kenaikan tingkat olahraga beladiri tapak suci. Kegiatan ini merupakan ujian kenaikan dari tingkat dasar ke tingkat 1.
Acara dibuka dengan sambutan langsung pimpinan daerah tapak suci Kabupaten Magelang Panut Roja’i, yang dilanjutkan dengan ujian yang dibagi menjadi empat bagian. Pada bagian pertama peserta diminta melakukan ujian tertulis yang diselenggarakan dilapangan sekolah.
Kemudian dilanjutkan dengan ujian ragawi berupa tes keterampilan peragaan jurus yang sudah diberikan semasa latihan terdahulu. Setelah itu, peserta berjalan mengunjungi berbagai tempat dan lokasi yang telah dipersiapkan. Dilokasi yang dikunjungi siswa ini, sudah terdapat pos – pos yang disediakan panitia untuk menguji mental dan fisik peserta.
Novi Setiaji, guru sekaligus panitia ujian mengatakan, ujian ini untuk mendidik dan menggembleng siswanya agar kuat dalam menjalani berbagai cobaan hidup yang sebenarnya. Kegiatan seperti ini dinilai memiliki dampak positif bagi anak.
“Supaya mereka memiliki fisik yang kuat dan jiwa yang tegar, utamanya ketika menjalani ujian hidup,” kata Novi.
Dalam pelaksanaan ujian kali ini, terdapat peserta selain siswa yang merupakan gabungan dari beberapa tempat latihan disekitar wilayah sekolah. Kegiatan beladiri sendiri merupakan ekstrakulikuler wajib bagi siswa. Pengumuman hasil ujian ini dilaksanakan setelah perhitungan rekapitulasi dengan beberapa parameter selesai dilakukan. Siswa yang dinyatakan lulus akan diberi sertifikat dan tanda kenaikan tingkat.
Lebih jauh Kepala SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Drs Siswanto MSi mengatakan, pihaknya harus memberikan berbagai pembinaan termasuk beladiri ini bagi siswa. Harapannya agar mereka dapat menuju kearah yang positif untuk masa depan mereka.
“Kami diberikan tanggung jawab oleh orang tua dan kami tidak bisa memilah – milah siswa secara fisik dan mental siswa mana yang bisa kami terima. Karena itu kegiatan ini menjadi wajib agar untuk mereka siap secara mental dan fisiknya,” kata Siswanto.
Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, sekolah memiliki tugas untuk membina siswa dengan metode preventif aktif yang peka terhadap perubahan dan dapat bekerja keras. Ini dilakukan untuk membina rohani siswa dengan harapan selamat dunia dan akhiratnya.
“Sekarang banyak anak yang disuruh kerja keras sedikit saja sudah banyak mengeluh. Mereka banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan senang – senang. Sudah menjadi tugas kami untuk membina agar nanti selamat dunia dan akhiratnya,” kata Siswanto.