BANDUNG – Dalam era revolusi industri 4.0, masyarakat dituntut untuk meningkatkan kemampuan digital agar memiliki kompetensi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Karena, jika tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan zaman, masyarakat yang tidak melek teknologi akan semakin jauh dari kemajuan.
“Menguasai skill digital bukan lagi suatu pilihan, namun sudah menjadi kebutuhan. Dunia yang digital mengakibatkan daya kompetisi yang semakin meninggalkan mereka yang tidak paham,” ucap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara Rapat Koordinasi (Rakor) Strategi dan Grand Design Implementasi STEM dan Penyiapan Kecamatan/Desa Digital di Provinsi Jawa Barat. Rakor digelar di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA), Jalan Dipenogoro Nomor 12, Kota Bandung, Kamis, (3/1/2019).
Lebih jauh, Gubernur berujar bahwa revolusi industri 4.0 tidak akan menunggu masyarakat siap. Sehingga kesegeraan untuk beradaptasi untuk melek teknologi menjadi suatu keharusan, yang dalam istilah disebut sebagai digital migran.
“Sedangkan untuk mereka yang sudah memanfaatkan teknologi, yaitu pemuda, termasuk golongan digital native,” ujarnya.
Dengan kemampuan digital yang mumpuni, letak geografis tidak lagi menjadi penting di era sekarang karena semuanya sudah terkoneksi. Melalui internet, di mana pun produksi barang, dapat terdistribusi dengan cepat.
Dilansir disdik.jabarprov. go.id, Ridwan Kamil juga tak menampik perkembangan teknologi mempunyai beberapa dampak buruk, seperti banyaknya produksi hoaks, ketergantungan terhadap gawai. Juga masuknya ideologi-ideologi negatif yang tak sesuai dengan Pancasila dan meningkatnya pengaruh buruk via media sosial. Untuk itu Gubernur Ridwan Kamil mengimbau agar melek teknologi juga diiringi dengan pemahaman yang tepat.
“Kita semua makin terkoneksi, kita berupaya menjadi provinsi digital yang juga memberi pelayan terbaik untuk masyarakat Jawa Barat,” ujarnya. (Siedoo)