Inovasi

Keren! Dosen ITS Bikin Alat Pendeteksi Gelatin Babi

SURABAYA – Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya tak henti-hentinya melakukan riset inovatif sebagai upaya untuk membantu masyarakat secara luas di Indonesia. Kali ini Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi, dosen dari Departemen Kimia ITS, bersama rekan-rekannya melakukan penelitian mengenai alat pendeteksi gelatin babi dalam makanan olahan untuk pengendalian produk halal.

“Saat ini berbagai macam produk makanan olahan banyak diburu konsumen. Sayangnya, masih banyak produsen yang tidak mencantumkan informasi yang jelas mengenai bahan-bahan pada produknya. Kurangnya informasi tersebut menjadi kekhawatiran bagi sebagian golongan masyarakat selaku konsumen, khususnya masyarakat muslim,” katanya.

Dijelaskan, salah satu yang banyak mencemaskan warga muslim adalah tentang kandungan gelatin babi pada produk makanan. Hal itulah yang menjadi faktor pendorong Fredy Kurniawan bersama rekan-rekannya dalam melakukan penelitian tersebut.

“Gelatin sendiri banyak digunakan dalam industri obat-obatan dan makanan. Umumnya, gelatin digunakan untuk penstabil, penebal, dan pengenyal pada roti. Dapat juga sebagai tambahan pada permen lunak, es krim, jeli, dan lain-lainnya,” jelasnya.

Sumber gelatin terbesar, jelasnya, berasal dari kulit babi, yaitu sebesar 45,8 persen. Sumber lainnya adalah dari kulit sapi 28,4 persen, tulang 24,2 persen dan 1,6 persen sisanya berasal dari bahan baku selain kulit dan tulang. Secara fisik, gelatin babi dan sapi sangat mirip sehingga susah dibedakan.

Dosen yang baru saja dilantik sebagai Kepala Departemen Kimia ITS ini mengungkapkan, metode yang digunakan untuk membuat alat pendeteksi gelatin babi ini adalah sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM) yang dimodifikasi. QCM adalah salah satu metode elektrokimia yang tergolong sederhana dalam peralatan dan operasionalnya.

“Kunci dari cara kerja sensor ini adalah material spesifik yang dapat membedakan kedua jenis gelatin, jadi respon yang diberikan oleh sensor terhadap gelatin babi dan selain babi bisa dibedakan secara nyata atau signifikan,” jelas Fredy.

Cara kerja alat ini yaitu dengan mendeteksi perbedaan respon yang diberikan antara gelatin babi dan selain babi. “Apabila mengandung gelatin babi maka respon frekuensi yang diberikan alat akan naik, sedangkan untuk kandungan selain babi respon frekuensinya akan turun,” paparnya.

Ia pun mengatakan bahwa alat pendeteksi gelatin babi ini mampu bekerja dengan ketelitian 100 ppm.

Penelitian yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) ini sudah mencapai tahap akhir. Fredy dan timnya saat ini fokus untuk menyempurnakan kekurangan dan menguji interferensi yang timbul pada matriks yang berbeda.

“Kami juga berusaha untuk membuat alat ini lebih kecil atau portable, sehingga bisa dibawa ke mana-mana dan langsung bisa dipakai di lapangan, tak perlu lagi sampel dibawa ke laboratorium. Sehingga, biaya produksi bisa ditekan dan biaya operasional akan lebih rendah,” jelasnya.

Fredy menuturkan bahwa alat pendeteksi gelatin babi ini akan dikenalkan ke masyarakat luas setelah siap 100 persen.

“Untuk tahap pertama, target kami adalah laboratorium terkait pengujian halal, selanjutnya apabila keseluruhan bagiannya sudah dapat diproduksi oleh lokal, maka bisa dipakai langsung oleh masyarakat luas,” terangnya.

Ia menuturkan, beberapa bagian alat memang masih impor dan butuh waktu lebih lama apabila diproduksi oleh lokal.

Dalam penelitian ini, Fredy dibantu oleh mahasiswa dan beberapa dosen dari dalam dan luar ITS sesuai dengan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk melengkapi proyek ini. Melalui kerja keras tim selama ini, secara khusus Fredy berharap metode ini bisa digunakan sebagai metode standar.

“Secara umum saya berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” pungkasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

ITS Ikuti Periklindo Electric Vehicle Show 2024, Hadirkan Nogogeni

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut berpartisipasi dalam perhelatan akbar Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024, sebuah…

19 jam ago

UNIMMA Luncurkan Inovasi Pariwisata Borobudur Melalui Metaverse

MAGELANG, siedoo.com - Tim Dosen dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) telah mengembangkan teknologi metaverse untuk digitalisasi pariwisata desa. Platform ini merupakan…

1 hari ago

Disdikbud Kabupaten Magelang Selenggarakan Gelar Karya Pendidikan Selama Dua Hari

MAGELANG, siedoo.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang menyelenggarakan kegiatan 'Gelar Karya Pendidikan' mulai tanggal 2 hingga 4…

4 hari ago

Kampus Mengajar Angkatan 7 SDN Pamujaan dan Hima FKIP Ma’soem University Gelar Festival Pendidikan

BANDUNG, siedoo.com - Tim Kampus Mengajar angkatan 7 SDN Pamujaan, Bandung berkolaborasi dengan Hima FKIP Ma’soem University mengadakan kegiatan Festival Pendidikan, Kamis…

5 hari ago

9.963 Peserta Ikuti UTBK SNBT 2024 di ITS

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Nasional…

5 hari ago

Rektor UNIMMA Nobar Indonesia vs Uzbekistan di Kampus

MAGELANG, siedoo.com - Nonton bareng (nobar) Timnas U-23 Indonesia yang berlaga melawan Uzbekistan di Semifinal Asian Footbal Cup (AFC) 2024…

7 hari ago