Siedoo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Sebagai bagian dari implementasi regulasi tersebut, sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Menurut UNESCO, literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, berkomunikasi, menghitung, dan menggunakan bahan cetak dan tertulis yang terkait dengan berbagai konteks.
Literasi melibatkan rangkaian pembelajaran yang memungkinkan individu mencapai tujuan mereka. Yaitu mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka, serta untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam komunitas mereka dan masyarakat luas.
GLN sebagai upaya mendongkrak literasi Indonesia di mata dunia termasuk rendah, terutama dalam hal membaca buku. Menurut data PISA (Program for International Student Assessment), Indonesia menduduki peringkat 69 dari 76 negara pada 2015 berdasarkan skor membaca siswa.
Statistik UNESCO pada 2012 menunjukkan bahwa indeks minat baca di Indonesia sekitar 0,001%. Artinya dalam setiap 1,000 orang, hanya satu orang yang memiliki minat baca. (Serambinews.com, 28/1/2019)
Budayawan Taufik Ismail pernah membandingkan budaya baca di kalangan pelajar Indonesia dengan negara-negara lainnya. Rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, di Rusia 12 buku, di Jepang 15 buku.
Kemudian di Brunei Darussalam 7 buku, di Singapura 6 buku, di Malaysia 6 buku, sedangkan di Indonesia 0 buku. Taufik Ismail menyebut kondisi ini dengan ‘Tragedi nol buku’. (Siedoo, 17/6/2018)
Krisis literasi yang mendera Indonesia ini menyebabkan kualitas pendidikan belum menggembirakan. Maka perlu digalakkan budaya membaca buku guna mendukung meningkatnya kualitas pendidikan kita.
Peran perpustakaan sekolah
Dalam menyukseskan Gerakan Literasi Nasional, terutama mendukung minat baca buku bagi siswa, Perpustakaan Sekolah memiliki peran strategis. Sehingga, setiap sekolah harus memaksimalkan perpustakaannya agar dapat melayani siswa membaca buku, setiap harinya.
Dalam menciptakan tumbuhnya kondisi minat baca di lingkungan sekolah yang dapat dilakukan oleh Perpustakaan Sekolah antara lain:
*Yayan Rusyanto
Pemerhati pendidikan, tinggal di Cilacap, Jawa Tengah
MAGELANG, siedoo.com - APBD Kabupaten Magelang Tahun Anggaran 2024, di luar dana BOS dan BOP yaitu sejumlah Rp. 2.846.024.678.481. Sampai…
SURABAYA, siedoo.com - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan sebuah sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama…
MAGELANG, siedoo.com - Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz melepas 160 atlet termasuk pelatih/official Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Kota Magelang,…
SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan tinggi dengan proposal yang mendapatkan pendanaan…
JAKARTA, siedoo.com - Pelajar kelas 10 Sekolah Insan Cendekia Madani, Ronald Rauf Nurima, meraih prestasi gemilang dengan menyabet medali emas…
JAKARTA, siedoo.com - Pelepasan Peserta Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) untuk Rektor Tahun 2024 dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,…