Daerah

Jumlah Guru Lebih Banyak Dibanding Siswa, SMK di Jatim Ini Terancam Gulung Tikar

MAGETAN – Beberapa sekolah swasta di Magetan, Jawa Timur, terancam gulung tikar. Jumlah siswanya yang minim, seperti yang dialami oleh SMK Kesehatan PGRI Magetan.

Di SMK ini tercatat hanya memiliki 15 siswa. Terdiri dari Kelas XII sebanyak 8 siswa, kelas XI (5 siswa) dan kelas X (2 siswa). Meski demikian, pihak sekolah tidak berencana untuk menutup sekolah tersebut. Paling tidak hingga dua tahun ke depan sampai semua siswanya lulus.

“Kami tetap akan menjalankan sekolah ini. Kami tidak akan menutupnya,” terang Kepala SMK Kesehatan PGRI Magetan, Sugianto dilansir jpnn.com.

Alasan Sugianto ingin mempertahankan sekolahnya adalah melindungi para guru. Setidaknya ada 18 guru yang mengajar di SMK yang beralamat di Jalan Tripandita, Magetan tersebut. Menurut Sugianto, jika sekolah tutup mereka akan menganggur.

“Sayang jika guru dengan kemampuan di berbagai bidang itu harus menganggur. Para guru pun selama ini tidak pernah menuntut gaji yang besar, dibayar seadanya. Kalau sekolah tidak memiliki uang, ya tidak dibayar. Namanya juga sekolah swasta,” beber Sugianto.

Sugianto menjelaskan, uang sumbangan dari wali murid lebih diutamakan untuk operasional sekolah. Dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang didapatnya minim, lantaran jumlah siswa yang juga minim. Setiap tiga bulan sekali, sekolah hanya mendapat BOS sebesar Rp 2,6 juta.

Sementara untuk sharing dengan wali murid, tidak bisa dilakukan. Mayoritas, siswa yang bersekolah di SMK Kesehatan PGRI adalah warga tidak mampu.

“Yayasan tidak mau tahu tentang kebutuhan operasional tersebut. Yayasan hanya menyediakan gedung dan lahan,” ungkapnya dilansir theworldnews.net.

Diungkapkan, sekolahnya memang sepi pendaftar. Bukan karena tidak laku. Namun, karena kalah saing dengan SMK negeri. Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran lalu, setidaknya ada 20 lulusan SMP yang mendaftar.

Sugianto berpendapat sistem zonasi yang diterapkan selama ini belum manjur. Siswa cenderung lari ke SMK negeri. Nama besar sekolah memang menjadi salah satu kunci penarik siswa. Namun, hal itu tidak membuat SMK Kesehatan PGRI Magetan patah arang. Door-to-door ke SMP dan MTs terus dilakukan.

“Kerjasama dengan perusahaan juga sudah diterapkan. Untuk bisa survive, tahun ajaran baru nanti paling tidak harus mendapatkan 15 siswa baru. Minimal satu rombel (rombongan belajar), 15 siswa,” katanya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

Empat Rektor Dilantik, Tingkatkan Kualitas Layanan Pendidikan

JAKARTA, siedoo.com - Peningkatan kualitas layanan diberikan tempat tertinggi dalam kebijakan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya untuk memastikan apa yang…

1 jam ago

ITS Luncurkan Prodi S1 Bisnis Digital

SURABAYA, siedoo.com -  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan Program Studi (Prodi) S1 Bisnis Digital. Peluncuran perdana Prodi Bisnis Digital…

1 hari ago

Fikes UNIMMA Gelar Reuni Akbar, Ketua Alumni: Mikul Dhuwur Mendem Jero

MAGELANG, siedoo.com - Reuni akbar lintas angkatan digelar Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA). Temanya “Eratkan Kebersamaan, Wujudkan…

2 hari ago

Guru Besar UPH Dorong Perdamaian Melalui Penelitian Sensitivitas Konflik

TANGERANG, siedoo.com - Prof. Dr. Edwin Martua Bangun Tambunan, S.I.P., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas…

3 hari ago

Lomba Wana Lestari 2024, UKM MENTARI UNIMMA Siap Berlaga Tingkat Nasional

MAGELANG, siedoo.com - Berdasarkan hasil penilaian administrasi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Unit Kegiatan Mahasiswa…

4 hari ago

TMMD Sengkuyung Tahap II di Magelang Percepat Pelaksanaan Pembangunan

MAGELANG, siedoo.com - Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto mengatakan Program TMMD Sengkuyung Tahap II merupakan salah satu kegiatan terpadu yang…

5 hari ago