MAGELANG – Siswa SMK Negeri (SMKN) 1 Kota Magelang, Jawa Tengah berinovasi. Terbaru menghadirkan Shomae (smarthome renewable energy). Alat ini bisa memudahkan ibu rumah tangga menjemur pakaian. Mereka tidak perlu lagi repot jika cuaca hujan maupun panas.
Yovi Satria, salah satu siswa pencipta Shomae, menjelaskan alat sederhana tersebut dibuat dari rangkaian elektronik yang bertumpu pada sensor untuk bisa mendeteksi air dan cahaya. Dua sensor ini diletakkan di atap rumah, kemudian dihubungkan pada rel dan tali jemuran.
“Cara kerjanya jika sensor membaca adanya cahaya maka rel otomatis akan bergerak mendorong tali jemuran ke area luar. Sebaliknya, jika sensor mendeteksi air hujan maka rel akan menarik tali ke dalam rumah,” ujar Yovi, Sabtu (23/3/2019).
Sejauh ini Shomae masih sebatas prototype. Sehingga kedepan siswa kelas 11 jurusan Elektronika Industri berharap karyanya bisa diperbaharui dan diproduksi dengan harapan layak dijual di pasaran. Selain Shomae, Yovi dan beberapa temannya juga menciptakan alat menyalakan lampu otomatis menggunakan aplikasi bluetooth.
“Seseorang tidak perlu lagi memencet tombol saklar jika hendak menyalakan lampu rumah, bahkan bisa dengan jarak jauh maksimal 25 meter,” imbuhnya.
Kemudian, ada juga alat bernama gerbang sidik jari yang bisa dipakai untuk membuka gerbang rumah otomatis. Alat ini bisa menghindari kejahatan/pencuri yang memaksa masuk rumah.
Guru pembimbing SMK Negeri 1 Kota Magelang Awang Arif setiawan, menjelaskan pembuatan alat tersebut merupakan bagian dari mata pelajaran di jurusan Elektronika Industri. Siswa dituntut untuk bisa berkreasi untuk membuat sebuah produk yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat.
“Ini bagian dari teaching factory, yakni kurikurlum pembelajaran berbasis prouduk, anak belajar di kelas sekaligus bikin karya yang bisa dijual,” jelas Awang.
Tidak hanya jurusan Elektronika Industri, siswa jurusan lain seperti Furniture Perkayuan juga menciptakan speaker aktif. Lalu produk computer nomerical kontrol yang bisa dipakai untuk industri misal di karoseri.
“Di kelas siswa mendapatkan pelajaran teori selama 1 minggu, kemudian praktik, jadi siswa fokus. Diharapkan setelah lulus siswa punya keahlian, anak jadi inovatif dan kreatif,” pungkas Awang. (Siedoo)
MAGELANG, siedoo.com - Grebeg Gethuk digelar dalam peringatan Hari Jadi ke-1118 Kota Magelang, Minggu (28/4/2024). Grebeg tersebut menyajikan dramatisasi histori terjadinya Kota Magelang,…
MAGELANG, siedoo.com - Pada tahun 2023, besaran bagi hasil dari pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama untuk Kabupaten Magelang…
MESIR, siedoo.com - Cerminan semangat Kartini tidak hanya di Indonesia. Tetapi juga di luar negeri. Seperti di Sekolah Indonesia Cairo…
MAGELANG, siedoo.com - APBD Kabupaten Magelang Tahun Anggaran 2024, di luar dana BOS dan BOP yaitu sejumlah Rp. 2.846.024.678.481. Sampai…
SURABAYA, siedoo.com - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan sebuah sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama…
MAGELANG, siedoo.com - Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz melepas 160 atlet termasuk pelatih/official Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Kota Magelang,…