Siedoo.com - Guru Besar Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc, saat memaparkan maksud dari Seminar Internasional Trans-disciplinary Approach di kampus Unila Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Kamis (20/09/2018). (Foto:Humas Unila/unila.ac.id)
Nasional

Unila Gelar Seminar Internasional Harmonisasi Ekonomi dan Lingkungan

LAMPUNG – UNIVERSITAS Lampung (Unila) mengadakan seminar internasional bertajuk “Community-Oriented and Watershed-based Approach for Harmonizing Enviromental Conservation and Regional Economy”, Kamis (20/09/2018).

Kegiatan yang berlangsung di ruang sidang lantai 2 Rektorat Unila ini diresmikan Rektor Unila Prof. Dr. Hasriadi Mat Akin, M.P. Dalam sambutannya, Rektor mengucapkan selamat datang kepada para pembicara yang telah hadir di Kampus Hijau Jalam Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc ketua pelaksana kegiatan menyampaikan, acara ini merupakan rangkaian kerja sama Unila dengan Jepang dan Filipina yang dijalin sejak 2012.

Pada intinya, kata dia, Universitas Lampung sebagai kampus harus mencari cara baru untuk mengharmonisasi antara sisi ekonomi dan lingkungan. Karena jangkauannya sangat luas, maka program kerja ini tidak bisa dilakukan sendiri. Melainkan butuh keterlibatan sejumlah stakeholder.

“Saya sebagai ekonom pertanian pasti melibatkan teman-teman di biologi, statistik, bahkan lingkungan. Inilah saatnya bagi kita mencari cara baru yakni trans-disciplinary approach. Lebih lengkap dari interdisciplinary approach. Pada trans-disciplinary approach, saya dituntut untuk mempelajari ilmu lain,” ujar Bustanul dilansir dari unila.ac.id.

Sebagai contoh kasus pertama yang diteliti, yakni daerah aliran sungai (DAS) Sekampung yang merupakan daerah aliran sungai untuk Lampung dari hulu hingga hilir.

“DAS ini melibatkan 6 juta penduduk. Apapun di DAS ini ada, seperti kopi, kakau, padi, singkong. Terus sampai ke selatan, timur, aqua culture, tambak, termasuk mangrove conservation,” kata dia.

Guru Besar FP Unila ini mengungkapkan, trans-disciplinary approach merupakan hal baru. Sehingga pihaknya mengundang petani dan membawa para peneliti untuk mengunjungi lokasi. Setelah itu duduk bersama dalam suasana ilmiah.

Baca Juga :  Hanya Bertemu Guru BK, IPB Sambangi 12 Kota/Kabupaten di 3 Pulau

Bustanul menambahkan, melalui kerja sama kegiatan yang didukung Toyota Foundation ini diharapkan mampu menumbuhkan jejaring. Dan yang paling penting, memberikan sistem peringatan dini bagi para petani sehingga mendorong mereka menyelesaikan masalah.

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama, yakni Prof. Ryohei Kada dari Shijonawate Gakuen University dan Shiga University dengan materi berjudul “International Collaboration for Sustainable Resource Management ini Asia”, dilanjutkan Prof. Muhajir Utomo dari Unila yang memaparkan materi bertajuk “Historical and Scientific Perspectives on Mangrove Conservation on Lampung”, serta Prof. Kazue Fujiwara dari Yokohama National University yang membahas soal “Mangrove Conservation ADN Ecosystem Services: Lessons From Asia Experience”.

Acara yang merupakan kolaborasi para peneliti dari Indonesia, Jepang, dan Filipina ini terdiri dari empat sesi yang diisi oleh para peneliti dari Unila, University of the Philippines Los Banos, Kyushu University, Shijonawate Gakuen University, Shiga University, dan Shiga university.

 

Siedoo/unila.ac.id/NSK

Apa Tanggapan Anda ?