Siedoo.com -
Nasional

Runtuhya Fasilitas Pendidikan Setelah Gempa Lombok

LOMBOK – Bencana alam berupa gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat mengundang keprihatinan berbagai pihak. Rumah penduduk, fasilitas umum dan ruang – ruang pendidikan tak luput terkena dampak bencana. Tim Tanggap Darurat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur telah berhasil mengidentifikasi sejumlah fasilitas umum, yakni sekolah dan pusat layanan kesehatan.

Tim ITS lebih memfokuskan diri untuk mengirimkan bantuan kepada Desa Rampek Darussalam, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Mereka juga sudah melakukan identifikasi pada enam bangunan dengan rincian lima bangunan sekolah dan satu fasilitas kesehatan.

Keenam bangunan tersebut adalah gedung Teknik Sipil Universitas Mataram (Unram), gedung baru Fakuktas Teknik Unram, gedung Fakultas MIPA Unram, SMA 2 Mataram, SMP 11 Mataram, SDN 27 Ampenan, SDN 15 Ampenan, SDN 47 Ampenan dan Puskesmas Tanjung Karang. Dari lima sekolah tadi, hanya satu yang tidak bisa menggunakan seluruh ruangannya karena satu ruang kelas berbahaya untuk digunakan.

“Bangunan lain hanya mengalami kerusakan bata dinding saja,” kata Ketua Tim Teknis ITS Ir Faimun MSc PhD.

Dosen Teknik Geomatika ITS Lalu Muhammad Jaelani ST MSc PhD menjelaskan, desa Rampek Darussalam ini merupakan pemekaran dari Desa Rampek, lokasinya lebih dalam dengan 2.000 hektare kawasan hutan dan berpenduduk 4.000 jiwa. Di desa yang memiliki 30 posko ini, posko ITS ditugaskan membantu 19 posko lain. Dapur umum dan persedian logistik ITS sebagian disuplai ke 19 posko tersebut.

“Hal ini sesuai dengan rekomendasi terakhir yang diterima usai rapat yang diadakan di Gedung Rektorat ITS,” jelas dosen yang biasa disapa Lalu ini.

Pria asli Lombok ini menjelaskan, ITS memiliki beberapa rencana aksi yang akan dilakukan sesuai rapat di lapangan. Salah satunya pembuatan MCK umum di Posko ITS yang bisa digunakan oleh para korban bencana. Selanjutnya, akan diadakan pembelian 24 tong air berukuran 1.100 liter untuk posko sekitar yang tidak memiliki tong yang bisa digunakan untuk menyimpan air keperluan minum dan masak.

Baca Juga :  Kuasai Teknologi, Dialah Menguasai Dunia

Diperlukan sebuah rumah sederhana untuk penyaluran makanan sampai dua minggu ke depan. Catatannya, hujan akan menjadi ancaman baru bagi pengungsi yang berlindung di bawah terpal. Selain itu akses ke sungai juga berbahaya karena dapat berpotensi longsor.

Adapun posko ITS memiliki permasalahan yang sama dengan posko lainnya. Menurutnya, ada beberapa permasalahan mendesak saat ini. Antara lain tempat tinggal di tenda terpal yang sudah satu minggu ini digunakan, sehingga perlu adanya tempat semi permanen.

Selain itu, tidak adanya bangunan mandi, cuci kakus (MCK) membuat aktivitas dilakukan seadanya.

“Yang ada hanya sungai dengan debit air kecil tapi berkarang 300 meter dengan elevasi 30 meter dari lokasi, sangat terjal,” ungkapnya.

Selain kedua masalah tersebut, para pengungsi juga mengalami masalah lain yakni tidak tersedianya air bersih yang memadai. Mereka harus mengambil air yang lokasinya cukup jauh dan diiringi dengan kelangkaan bahan bakar untuk kendaraaan pickup (harus dikirim dari Mataram).

“Listrik juga tidak ada. Kami sudah belikan dua genset dan hari ini akan dikirim satu lagi. Sedangkan bahan makanan mentah kami suplai dari Lombok Tengah,” jelasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?