MAGELANG – Para taruna – taruni Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah akan memasuki tahun ajaran baru. Mereka tentunya memiliki tuntutan serta tantangan yang lebih dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dengan berbekal pencapaian yang diraih pada semester lalu, diharapkan para taruna – taruni berupaya untuk belajar dengan lebih tekun dan sungguh-sungguh. Sehingga dapat diraih prestasi pendidikan yang lebih baik lagi.
“Pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses pengembangan diri secara berkelanjutan. Oleh karenanya, tanamkan ke dalam diri masing-masing, komitmen serius untuk terus menempa diri, belajar dan berlatih dengan lebih giat,” kata Gubernur Akademi Militer Mayjen TNI Eka Wiharsa saat sebagai Inspektur Upacara Pembukaan Pendidikan Taruna / Taruni Akademi Militer T.A. 2018/ 2019 di lapangan Pancasila Akademi Militer.
Upacara diikuti seluruh taruna/ taruni Akademi Militer tingkat II, III dan IV serta dihadiri para tamu undangan pejabat distribusi Akademi Militer, pengasuh, pelatih dan para tenaga pendidik Akademi Militer. Komandan Upacara dijabat Komandan Resimen Taruna Akademi Militer Kolonel Inf Bambang Trisnohadi. Pada upacara itu, gubernur Akmil membacakan amanat tertulis Kepala staf Angkatan Darat (Kasad).
“Kesadaran (pendidikan) tersebut penting dimiliki oleh setiap taruna, mengingat tantangan kita kedepan tidak akan semakin mudah. Kita menghadapi era yang sangat dinamis sebagai imbas dari perkembangan lingkungan strategis yang sangat pesat dan sulit diprediksi,” jelas Eka Wiharsa.
Ia menjelaskan bahwa, kondisi itu konsekuensinya, TNI Angkatan Darat perlu untuk menjadi institusi yang adaptif dan berkemampuan tinggi untuk melaksanakan tugas-tugas pokok yang dibebankan. Selanjutnya, untuk mengawaki TNI Angkatan Darat yang profesional tersebut, dibutuhkan para prajurit, khususnya perwira, yang kompeten dan profesional.
Prajurit yang profesional adalah prajurit yang disiplin, jago perang, jago tembak, jago bela diri serta memiliki fisik yang prima. Disiplin adalah karakter utama seorang prajurit yang harus melekat dan didasarkan pada norma-norma keprajuritan yang terkandung dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI serta Kode Etik Perwira “Budhi Bakti Wira Utama.”
“Sedangkan predikat lainnya merupakan kemampuan profesi yang harus dicapai dan dikembangkan secara terus menerus oleh setiap prajurit. Itu agar mampu mendukung setiap pelaksanaan tugas pokoknya,” jelasnya.
Dalam konteks itulah, Akademi Militer menjadi wahana yang tepat untuk menyiapkan para Perwira TNI Angkatan Darat, khususnya bila dihadapkan pada kompleksitas tantangan di masa depan. Tugas pokok Akademi Militer adalah untuk membentuk para taruna taruni menjadi Perwira TNI Angkatan Darat yang memiliki sikap dan perilaku Prajurit Sapta Marga, memiliki pengetahuan dan keterampilan golongan Perwira, berkualifikasi Akademis Program Diploma IV Pertahanan serta dilengkapi dengan jasmani yang samapta.
“Akademi Militer, sebagai lembaga pendidikan pusat yang menyiapkan sumber daya manusia Perwira TNI Angkatan Darat, senantiasa berupaya keras dalam memajukan sistem pendidikannya. Pengembangan jejaring Akademik Nasional dan Internasional dilaksanakan oleh Akademi Militer dengan cara berkolaborasi bersama dengan akademisi dan para ahli bidang pendidikan,” tandasnya.