Siedoo.com -
Daerah

Problem Solving Ada di Permainan Tradisional

MAGELANG – Media pembelajaran tidak hanya terpaku pada sudut – sudut bangunan gedung sekolah. Tetapi, permainan tradisional juga bisa menjadi alat untuk mentransferkan ilmu kepada para siswa.

“Beberapa pembelajaran seperti problem solving, kerjasama, pengendalian diri dan empati didapat dari permainan tradisional, yang tidak didapatkan dalam permaianan dalam gawai,” jelas Dr. Dra. Iswinarti M.Si, Psi, pemateri tunggal dalam workshop “Membangun Karakter Anak melalui Permainan Tradisional dengan Metode Berlian” di Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah.

Doktor Psikologi lulusan UM Malang itu mengupas materi bertema “Membangun Karakter Anak melalui Permainan Tradisional dengan Metode Berlian”. Menurutnya, Berlian atau singkatan dari bermain eksperiental learning anak merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional sebagai sarana pembelajaran.

Diusianya yang belum genap dua tahun, Prodi S1 Psikologi UM Magelang mengadakan Workshop Psikologi “Berlian” di Auditorium Kampus 1 UM Magelang. Acara yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi dan Humaniora itu, ratusan peserta ikut hadir. Mereka berasal dari guru PAUD, TK, SD, dan guru SMP di wilayah Magelang. Selain itu tentu saja mahasiswa Prodi S1 Psikologi UM Magelang.

Pemateri Iswinarti dikenal sebagai pakar permainan tradisional anak yang telah menerbitkan beberapa buku tentang permainan anak. Diantaranya buku Permainan Tradisional : Prosedur Analisis Manfaat Psikologi serta Pedoman Permainan Tradisional “Gembatan” dengan Metode Berlian untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak. Menurut dia, bermain merupakan hak azasi anak.

“Bermain merupakan fasilitas belajar dan tentu saja bermanfaat. Namun demikian jenis permainan hendaknya disesuaikan dengan usia anak,” urainya.

Untuk anak usia PAUD dan TK, bermain “pura-pura” merupakan permainan yang tepat untuk memperkaya imajinasi anak. Misalnya dengan bermain dokter-dokteran, pasar-pasaran, akan membawa anak pada imajinasi, seandainya ia menjadi seperti yang diinginkannya.

Baca Juga :  Ketua MPR Kagumi Sistem Pendidikan Ponpes Al Iman

Dosen yang telah meneliti puluhan permainan tradisional itu juga menyampaikan bahwa, permainan tradisional, memperkaya psikologis anak yang dapat mencerminkan karakternya. Pada permainan gembatan atau boy-boyan misalnya.

“Akan tampak karakter anak yang egois, bisa bekerjasama, atau berempati dengan sesama temannya,” ungkapnya.

Dalam workshop tersebut, para peserta juga diajak untuk mencoba permainan tradisional yang dibuat di arena workshop. Antara lain benthikan, sudamandha, dan boling ndeso. Melalui kegiatan tersebut diharapkan peserta mendapatkan inspirasi serta keinginan untuk melestarikan atau mewariskan permainan tradisional.

Tetapi bukan bertujuan untuk melawan peran permainan dalam gawai. Melainkan menawarkan alternatif permainan yang lebih fleksibel.

“Serta bermanfaat bagi perkembangan psikologis dan motorik anak serta aspek sosial,” ujarnya.

Wakil Rektor 1 Bidang Akademik UM Magelang Dr. Purwati MS, Kons, membuka langsung acara itu. Ia pun mengapresiasi kegiatan yang diadakan mahasiswa Fakultas Psikologi tersebut.

“Meskipun belum genap dua tahun, mahasiswa Psikologi telah mampu mengadakan kegiatan yang menghadirkan peserta eksternal dengan jumlah peminat yang cukup banyak. Sesuai dengan target,” ujar Purwati.

Apa Tanggapan Anda ?