MAGELANG, siedoo.com – SMP Negeri (SMPN) 2 Kota Magelang, Jawa Tengah turut serta dalam Magelang Ethno Carnival (MEC) 2024 yang terpusat di Alun-alun kota setempat, Minggu 15 September 2024.
MEC merupakan bagian dari perayaan budaya yang rutin digelar Pemerintah Kota Magelang untuk menonjolkan kekayaan seni dan tradisi Nusantara setiap tahunnya.
Sejalan dengan tema MEC 2024 “Bangkitkan Pesona Nusantara Wujudkan Magelang Maju, Sehat, dan Bahagia”, SMPN 2 Magelang pun mengusung tema “Seni Tradisi Wujud Budaya Bangsa” untuk penampilan mereka.
Penampilan meliputi tarian tradisional Kuda Lumping dan maskot dengan kostum unik yang terbuat dari barang daur ulang. Sebanyak 50 siswa dari jenjang kelas VII, VIII, dan IX terlibat dalam suksesnya penampilan ini.
Menurut Siti Suratiah, M.Pd, guru yang berperan sebagai ketua 2 pada proyek ini, partisipasi sekolah dalam karnaval merupakan bentuk dukungan sekolah terhadap MEC.
Selain itu, event ini menjadi kesempatan bagi SMPN 2 untuk mempromosikan sekolah di mata masyarakat luas.
“Penampilan ini juga merupakan hasil dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang sudah dipersiapkan selama satu bulan terakhir,” katanya.
Pada hari pelaksanaan, para siswa berjalan dari sekolah menuju rute karnaval yang dimulai dari Polwil menuju panggung kehormatan di seberang Alun-alun Kota Magelang.
Di panggung kehormatan, siswa-siswi SMPN 2 Magelang menampilkan tari Kuda Lumping selama lima menit sebelum melanjutkan perjalanan hingga garis finis di Jalan Daha.
Tari Kuda Lumping ini, menurut Siti Suratiah, menggambarkan adanya apresiasi rakyat jelata terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan.
Selain seni tari, kostum daur ulang yang dikenakan oleh maskot karnaval SMP Negeri 2 Magelang juga menjadi sorotan.
Kostum ini dibuat sejalan dengan program Adiwiyata sekolah yang bertujuan untuk menujukkan kemampuan sekolah dalam memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang berguna.
Siti mengungkapkan bahwa pemilihan kostum dan tarian ini memanfaatkan kreasi yang telah dibuat siswa sehingga dapat menghemat biaya dan mengoptimalkan hasil karya mereka.
Meski demikian, persiapan kegiatan ini tidak lepas dari tantangan. Salah satunya terkait dengan kendala dana. Sekolah tidak memiliki alokasi khusus untuk partisipasi dalam kegiatan seperti ini. Untuk mengatasi hal tersebut pihak sekolah pun berupaya mencari dukungan dari relawan dan donatur.
Selain masalah dana, tantangan lain muncul dari waktu latihan yang terkadang mengganggu jam pelajaran yang sempat menimbulkan kekhawatiran dari beberapa pihak.
Guru-guru yang bertanggung jawab kemudian berusaha memberikan pengertian kepada pihak terkait dan mendorong para siswa untuk tetap menjaga komitmen akademik mereka.
Dengan semangat nasionalisme dan kepedulian terhadap lingkungan SMP Negeri 2 Magelang berupaya memberikan yang terbaik dalam Magelang Ethno Carnival tahun ini.
Tidak hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai wadah pembelajaran bagi siswa dalam mengenal dan melestarikan budaya bangsa. (ika/siedoo)