MAHASISWA. Pelepasan Mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5, di kantor Balai Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi DKI Jakarta, Jumat (17/2/2023). (foto: kemendikbudristek)
Siedoo.com - MAHASISWA. Pelepasan Mahasiswa Program Kampus Mengajar Angkatan 5, di kantor Balai Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi DKI Jakarta, Jumat (17/2/2023). (foto: kemendikbudristek)
Nasional Pendidikan

467 Mahasiswa Program Kampus Mengajar Ditugaskan di 114 Satuan Pendidikan Jakarta

JAKARTA, siedoo.com – Ada 467 mahasiswa program Kampus Mengajar ditugaskan di 114 satuan pendidikan di berbagai wilayah di DKI Jakarta, baik SD maupun SMP. Tahun ini, Kampus Mengajar merupakan tahun yang ke 5.

Mereka mendapatkan tugas untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa serta membantu proses pembelajaran dan manajerial sekolah sesuai dengan kebutuhan di sekolah penempatan.

Salah satu peserta Kampus Mengajar, Tiara Maswaty Budhianto, bukan berasal dari program studi kependidikan. Tiara merupakan mahasiswa jurusan Manajemen dari perguruan tinggi swasta, Universitas Bina Nusantara.

Tiara tertarik mengambil program Kampus Mengajar karena ia melihat masih banyak sekolah di DKI Jakarta yang kekurangan tenaga pengajar dan fasilitas.

“Jadi meskipun saya jurusan manajemen, saya ingin membantu juga menjadi agen perubahan,” ujarnya dilansir dari laman Kemendikbudristek, Sabtu (18/2/2023).

Sementara itu, Diah Mutiara, dosen Prodi Pendidikan Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta, menjadi salah satu dosen pembimbing lapangan (DPL) untuk Kampus Mengajar angkatan 5.

Diah membimbing sembilan mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu di SDN Kebayoran Lama 01 dan SDN Grogol Utara 13, Jakarta Selatan. Sebelumnya Diah juga pernah menjadi DPL untuk Kampus Mengajar angkatan 3.

Diah mengatakan, berdasarkan pengalamannya sebagai DPL, peningkatan kompetensi literasi dan numerasi di sekolah memang menjadi hal yang penting karena banyak siswa dan guru yang belum paham mengenai literasi dan numerasi.

“Banyak yang menganggap literasi itu hanya sebatas membaca buku. Padahal kan luas banget literasi itu, misalnya pemahaman teks, kemampuan beradaptasi dengan teknologi, bagaimana kita bisa menyampaikan apa yang kita baca, atau membuat tulisan dari apa yang kita baca,” katanya.

Mahasiswa Kampus Mengajar, katanya, bisa menjadi pendamping di sekolah untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa dan guru.

Baca Juga :  Pelajar di Medan Diberi Pemahaman Penguatan Bhinneka Tunggal Ika

Setelah melakukan observasi di awal penempatan, biasanya mahasiswa menemukan ada siswa yang belum bisa membaca.

Selanjutnya siswa bisa membuat pendampingan bagi siswa di luar jam sekolah atau inovasi lain seperti memberikan pemahaman teknologi kepada guru-guru.

Diah juga berpesan kepada mahasiswa agar bisa bersikap fleksibel terhadap kondisi sekolah dan kebutuhan sekolah yang berbeda-beda.

“Ketika sekolah memang butuh bantuan untuk mengajar, ya kalian mengajar. Kita di sini harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan sekolah, termasuk bantuan untuk masalah administratif dan manajemen sekolah. Kalian harus paham itu,” katanya saat memberikan arahan untuk mahasiswa.

Menurut Diah, banyak sekolah yang merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa Kampus Mengajar.

“Justru mereka senang dibantu. Mereka semangatnya luar biasa. Kemauan untuk majunya luar biasa meskipun dengan keadaan yang terbatas. Mereka ikut sedih waktu program selesai dan mereka merasa kehilangan,” tuturnya.

Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Muh Roji, berharap, hadirnya mahasiswa program Kamus Mengajar di sekolah bisa membuat peserta didik mendapatkan proses pembalajaran yang lebih baik, apalagi peserta didik di kelas 6 dan 9 akan menghadapi ujian sekolah dalam waktu dekat.

Selain itu, sekolah-sekolah di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, sehingga membutuhkan bantuan dan asistensi dari mahasiswa, khususnya dalam adaptasi teknologi, seperti penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

“Kondisi di lapangan, nanti di sekolah-sekolah mahasiswa akan bertemu dengan para pendidik dan guru-guru yang variatif dari sisi kompetensi dan usia. Ada yang usia muda, tua, dan menengah. Ada guru muda yang baru lulus dari perguruan tinggi, ada yang baru diangkat sebagai PNS atau PPPK, atau ada juga yang usianya sudah mau pensiun. Kompetensinya juga variatif. Ada guru yang inovatif, kreatif, dan rajin, ada juga yang cuek,” kata Muh Roji.

Baca Juga :  Dua Kementerian Latih Penyandang Disabilitas Siap Kerja ke Industri

Karena itu ia berharap para mahasiswa program Kampus mengajar bisa bersinergi dengan seluruh warga sekolah.

“Harapan saya, adik-adik bisa berbagi pengalaman, berbagi ilmu, dan mengajarkan konten-konten pembelajaran terkini, juga berkolaborasi dengan kepala sekolah dan guru. Harapan saya bisa membuat sekolah jadi lebih baik lagi untuk hal manajerial bagi kepala sekolah dan penguasaan bahan ajar bagi guru-guru. Saya ucapkan terima kasih atas hadirnya mahasiswa Kampus Mengajar di DKI Jakarta,” ujarnya.

Pelaksanaan Kampus Mengajar angkatan 5 diharapkan mampu menjaga tren positif dan terus memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia di tingkat pendidikan dasar. (kemendikbudristek/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?