Siedoo.com -
Nasional

Kejelasan Nasib Alumni SM3T Setelah Menunggu Lima Bulan

SEMARANG – Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) angkatan VI telah selesai akhir Agustus 2017 kemarin. Setelah menunggu kurang lebih lima bulan, pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk SM-3T akan dimulai Februari 2018.

Pada angkatan VI tahun 2018 ini, kurang lebih 3.000 peserta SM-3T mendapatkan kesempatan melaksanakan program PPG dengan penempatan pembelajaran tersebar di beberapa Universitas di Indonesia. Sekitar 300 calon peserta PPG SM-3T di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Negeri Semarang melaporkan diri.

Mereka datang secara langsung dan tidak dapat diwakilkan sebagai syarat wajib untuk mengikuti program PPG. Sebelum melaporkan diri, calon peserta PPG SM-3T yang sudah melakukan regristrasi online dijadwalkan 30 dan 31 Januari 2018.

Nindya Ayu Lestari, calon peserta asal kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sengaja berangkat sehari sebelum waktunya. Itu agar tidak terlambat dalam melakukan lapor diri.

“Saya datang dari Cilacap sehari sebelum pelaksanaan lapor diri. Ini karena saya takut terlambat jika saya berangkat pada hari itu,” kata salah satu calon PPG jurusan Fisika ini.

Ungkapan itu diiyakan oleh Gondo Asmoro, peserta yang melaksanakan SM-3T di Provinsi Gorontalo ini harus datang langsung. Hal itu karena jika tidak datang, maka dianggap mengundurkan diri dari program PPG.

“Saya tidak mau melewati kesempatan mengikuti PPG ini. Maka dari itu saya datang langsung untuk melakukan lapor diri,” jelasnya.

Program PPG SM-3T merupakan fasilitas yang diberikan kepada peserta SM-3T yang selama satu tahun telah mengajar di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. PPG ini akan dilaksanakan sampai pada akhir tahun 2018. Peserta diwajibkan semua peserta tinggal di asrama yang telah disediakan.

Baca Juga :  Pekan Pendidikan Ala Calon Guru Unnes

*Penulis Erna Setyawati
Alumni Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) dari Temanggung, Jawa Tengah.

Apa Tanggapan Anda ?