Siedoo.com - Kampus Budi Bakti siap jadi pusat pembelajaran ilmu pengetahuan. | Dok Dompet Dhuafa
Daerah

Menuntut Ilmu, Sebuah Kewajiban bagi Muslim

BOGOR – Menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Wajib maknanya sesuatu yang harus dikerjakan bagi yang mampu. Kewajiban ini diberikan ganjaran oleh Allah SWT dengan menjanjikan bagi orang-orang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya.

“Harapannya ada diantara kalian yang menjadi orang-orang hebat. Walaupun Kampus Budi Bakti belum sehebat kampus-kampus mentereng di Indonesia dan dunia. Namun beliau meyakinkan para mahasiswa baru Kampus Budi Bakti, untuk percaya bahwa dosen dan manajemen Kampus memiliki hati, semangat dan ketulusan untuk memberikan yang terbaik bagi mahasiswa Kampus Budi Bakti,” kata Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Nasyith Majidi.

Ia menyampaikan itu saat orasi ilmiahnya menyambut ratusan mahasiswa Kampus STIM Budi Bakti. Menurut dia, Kampus Budi Bakti harus menjadi center of excelence (pusat ilmu pengetahuan). Sehingga para mahasiswa dapat menimba ilmu pengetahuan dan mengaplikasikannya dikemudian hari.

Ditegaskan bahwa, kampus menjadi pusat ilmu pengetahuan. Tempat mempelajari ilmu amaliah dan ilmu ilmiah, kemudian mengimplementasikannya.

“Harapannya, lulusan kampus Budi Bakti menjadi sarjana paripurna. Sarjana dengan karakter profetik kenabian yaitu amanah, sidiq, tabligh dan fatonah,” jelas Nasyith yang juga alumnus Universitas Gadjah Mada, di tengah penyambutan mahasiswa Baru Kampus Budi Bakti tahun akademik 2021/2022, di Aula Masjid Al Madinah Dompet Dhuafa, Kemang, Bogor, Jawa Barat.

Nasyith menambahkan, mahasiswa Kampus Budi Bakti harus memiliki karakter profetik, niat tulus dengan semangat tinggi dan memperhatikan prinsip-prinsip (adab) dalam menuntut ilmu. “Sehingga, ketika lulus mahasiswa tidak menjadi manusia-manusia cerdas tapi membuat kerusakan besar,” urainya.

Dalam kemeriahan dan kebahagiaan para mahasiswa baru, Nasyith kemudian menjelaskan mengenai karakter profetik tersebut. Pertama, sidiq. Karakter sidiq (jujur), telah menjadi barang langka saat ini. Kini makin banyak orang yang cerdas namun tidak jujur, akibatnya resiko kerusakan menjadi lebih besar.

Baca Juga :  Perjuangan Pendidikan Al-Quran di Bibir Pantai Mentawai

Kedua, sifat tabligh. Lulusan Kampus Budi Bakti harus mengamalkan, menyampaikan, dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan karakter profetik kepada orang lain. Jika tidak menyebarkannya maka ibarat pohon tanpa buah, kering. Semakin banyak ilmu dibagikan kepada orang lain, maka ilmu terus berkembang.

Ketiga, amanah. Kelak lulusan kampus Budi Bakti menjadi orang orang yang memiliki kemampuan untuk menjaga amanah ketika mendapat kepercayaan.

Keempat, fatonah. Harapannya proses belajar mengajar di Kampus Budi Bakti mencetak mahasiswa yang menjadi manusia-manusia cerdas hati dan pikirannya.

“Ijazah bukanlah orientasi kuliah di Kampus Budi Bakti. Pendidikan bukan hanya tentang kepemilikan gelar tertentu, namun berbasis pengetahuan, kemampuan dan, karakter,” bebernya.

Kini perusahaan-perusahaan besar tidak lagi hanya sekadar melihat gelar. Namun menguji kapasitas yang dimiliki squad-nya.

“Maka lulusan paripurna profetik harus menjadi orientasi ketika mencari ilmu pengetahuan bukan menjadikan selembar ijazah sarjana sebagai tujuan,” pesan Nasyith.

Ia juga menjelaskan, mahasiswa harus berani bermimpi mengejar cita- cita. Mimpilah yang menjadi pendorong semangat untuk belajar, menuntut ilmu, berusaha dan berjuang keras, konsisten hingga lulus.

Di luar kampus, persaingan semakin kompetitif. Maka mahasiswa Kampus Budi Bakti harus memiliki kemampuan luar biasa. Kemampuan dan pengetahuan tidak selalu berasal dari buku, dari bangku-bangku kuliah saja. Namun bisa berasal dari kegiatan organisasi, grup-grup diskusi dan, turun ke masyarakat bertemu dengan masalah-masalah secara nyata.

“Teruslah belajar, jangan sekali-kali kalian merasa paling pintar. Ketika hal itu terjadi, maka akan tertutup semua pintu belajar dan berkah keilmuan. Mahasiswa Budi Bakti harus selalu merasa ‘lapar’. Sepanjang merasa lapar maka kita tidak pernah berada di zona nyaman,” ungkap Nasyith.

Sebagai informasi, Dompet Dhuafa merupakan yayasan yang mengangkat harkat martabat dan derajat kaum dhuafa. Berdasarkan dari pesan dalam surat Al Ma’un untuk membantu kaum marjinal.

Baca Juga :  Di Kabupaten Magelang, Vaksin Booster Kedua Bisa Didapat di Tiap Puskesmas

Selain itu, tugas ini sebagai bagian dari negara dalam upaya mewujudkan Pasal 34 UUD 1945. Seharusnya fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara namun diketahui bersama bahwa beban ini sangat berat. Negara belum sanggup mengangkatnya sendiri maka Dompet Dhuafa hadir membantu.

Dompet Dhuafa bergerak berdasarkan 3 langkah Keislaman, Kemodernan dan KeIndonesiaan. Mimpi Dompet Dhuafa menjadikan negara Indonesia menjadi negara baldatun toyibun wa robbun ghofur. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?