SURABAYA – Dalam hal mewujudkan suatu institusi yang bersih dan bebas dari korupsi, terdapat empat tahap pengimplementasian. Yaitu Reformasi Birokrasi, Zona Integritas, Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
“Saya sangat mengapresiasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur yang sudah melakukan reformasi birokrasi secara masif dan substansi untuk mengubah 10 fakultas menjadi tujuh fakultas. Ini merupakan bentuk konkret dalam Reformasi Birokrasi,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng.
Ia menyampaikan itu saat meresmikan pencanangan Zona Integritas di lingkungan FSAD ITS. Selain Dirjen Dikti, pencanangan Zona Integritas (ZI) dan penandatanganan Pakta Integritas yang dilaksanakan secara hybrid tersebut juga dihadiri secara luring oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng, Dekan FSAD ITS Prof Hamzah Fansuri SSi MSi PhD, Wakil Dekan sekaligus Ketua Tim Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas (RBZI) Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS Prof Dr Dra Mardlijah MT, dan jajaran pimpinan ITS lainnya.
Turut hadir secara daring, para Kepala Departemen di lingkungan FSAD, perwakilan Inspektorat Jenderal (Itjen) Dikti, dan perwakilan dari Ombudsman RI. Pada kesempatan itu, Nizam menyampaikan harapannya. “Semoga ini bisa menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya,” kata Nizam.
Dalam acara tersebut, jajaran pimpinan di lingkungan FSAD juga berkomitmen dan menandatangani Pakta Integritas di Gedung Rektorat ITS, Jumat (18/6/2021). Membuka acara, Mardlijah mengatakan jika pembangunan ZI di ITS sebagai bentuk dukungan dalam program Ditjen Dikti untuk mewujudkan PTN dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) yang yang bebas dari korupsi, birokrasi bersih dan melayani.
“ITS selalu melakukan peningkatan dan penyempurnaan untuk mewujudkan zona integritas, salah satunya Sasrabahu yang dibuat untuk memudahkan dalam mengambil mata kuliah di sesama kampus PTN-BH bagi mahasiswa,” terangnya.
Lebih lanjut, guru besar Matematika ini mengungkapkan bahwa syarat untuk memiliki predikat WBK adalah pemenuhan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).
“Pemenuhan LHKPN dan LHKASN di ITS sendiri sudah mencapai angka 100 persen dan semoga semua usaha yang dilakukan ITS pada umumnya, khususnya FSAD, dapat menghasilkan predikat WBK,” tandasnya optimistis.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ITS mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen sangat tinggi untuk menjadikan ITS sebagai WBK dan WBBM. Sebagai bentuk perwujudan zona integritas, ITS telah melakukan pengintegrasian sistem informasi yang ada di ITS.
“Yaitu dengan dibentuknya platform MyITS,” ungkap rektor yang akrab disapa Ashari ini.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Pakta Integritas melalui QR Code oleh Dekan dan Wakil Dekan FSAD beserta para Kepala Departemen di lingkungan FSAD. Sebelum melakukan rangkaian kegiatan di atas, Nizam juga meninjau beberapa fasilitas di kampus ITS.
Bahkan Nizam berkesempatan mencoba kendaraan nirawak (autonomous car) karya ITS i-Car, dan menjajal sepeda motor listrik GESITS saat mengunjungi gedung riset Mobil Listrik Nasional (Molina) ITS. (Siedoo)