YOGYAKARTA – Narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) telah menjadi hal yang meresahkan di DIY karena pernah berada pada peringkat 1 sebagai pemakai pada usia pelajar. Narkoba juga dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Salah satu faktor penyebab pelajar menggunakan narkoba di antaranya karena rasa ingin tahu yang besar dan adanya pengaruh teman sebaya serta pengaruh dari lingkungan keluarga yang kurang harmonis seperti broken home. Solusi yang telah dilakukan pemerintah kepada masyarakat umum dari dulu hingga saat ini masih sama yaitu melalui sosialisasi.
Namun, solusi itu dianggap kurang menekan angka narkoba karena sosialisasi tersebut tidak sepenuhnya sampai ke desa-desa. Oleh karena itu sekelompok mahasiswa UNY menggagas program Keluarga Sehat Bebas Narkoba sebagai upaya mewujudkan Yogyakarta Resik Narkoba. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa UNY dengan menggandeng Mitra PKK Padukuhan Karangmalang Depok Sleman.
Mereka adalah Azwan (Administrasi Publik), Andi Kurnia (Pendidikan Matematika), Isyraq Khoirunnisa (Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum), Aulia Nishful Laila (Pendidikan Luar Sekolah). Serta M. Farhan Aziz (Pendidikan Teknik Elektro) dan Auliyah Lisyuffah Riuddani (Pendidikan Anak Usia Dini).
Menurut Azwan program ini dinamai Kesbar (Keluarga Sehat Bebas Narkoba). Program ini berawal dari keresahan mitra yang mendengar berita bahwa Depok berada pada peringkat 1 kawasan rawan narkoba.
“Termasuk Yogyakarta yang masuk dalam peringkat 5 daerah rawan narkoba se-Indonesia” katanya.
Situasi Padukuhan Karangmalang yang semakin padat penduduk dan mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa. Mitra juga menyatakan bahwa mengalami kendala dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba bahkan dalam keadaan stagnan.
Oleh karena itu tim dari UNY berdiskusi bersama Mitra melalui Google Meet yang menghasilkan program Keluarga Sehat Bebas Narkoba. Sebagai upaya mewujudkan Yogyakarta Resik Narkoba yang dimulai dari Padukuhan Karangmalang melalui pendekatan pada keluarga-keluarga.
Isyraq Khoirunnisa menambahkan seluruh program dilakukan full daring dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi yang dapat menghubungkan interaksi kelompok PKK dan tim serta sasaran Mitra PKK. Dengan program Kesbar yang kami lakukan secara full daring ini memberikan sumbangsih baru pada metode pengabdian kepada masyarakat.
“Yaitu pelatihan dan pendampingan yang dilakukan berbasis daring” kata Isyraq.
Anggota tim Aulia Nishful Laila mengatakan program Kesbar ini dilakukan bersama keluarga, seperti kegiatan mural anti narkoba digital. Di mana saat mewarnai sketsa yang telah dibuat tim kemudian sasaran Mitra diminta untuk mewarnai dan harus dilakukan bersama keluarga (ibu, ayah, dan anak). Hal itu dibuktikan dengan dokumentasi foto dan keluarga-keluarga tersebut juga merespon sangat baik kegiatan seperti ini.
Bagi keluarga yang awalnya antara anak dan orang tua kurang komunikasi, dengan adanya program Kesbar membuat sasaran mitra lebih dekat dengan keluarganya. Terjadi komunikasi dengan saling memberikan saran dan kritik dalam proses mewarnai sehingga terwujudnya kerjasama keluarga dalam menyelesaikan mural digital tersebut. Begitu juga dengan kegiatan Kesbar lainnya, seperti slogan anti narkoba berbasis aksara Jawa, dan e-dream diary yang dapat meningkatkan keharmonisan dalam keluarga.
Rangkaian akhir dari program Kesbar ini yakni adanya Festival Resik Narkoba (FEKNAR) secara virtual yang berlangsung pada Sabtu (26/9/2020). Yaitu dengan dilakukan deklarasi Padukuhan Karangmalang sebagai Padukuhan Resik Narkoba dan penobatan kader keluarga sobat cegah narkoba.
FEKNAR virtual ini dihadiri oleh perwakilan BNN Sleman, perwakilan Kepolisian Sektor Bulaksumur, perwakilan Desa Caturtunggal, Kepala Padukuhan Karangmalang. Juga hadir Ketua Tim Penanggulangan Narkoba Berbasis Masyarakat (TPNBM) Desa Caturtunggal, dan perwakilan Puskesmas Depok III. Kegiatan disaksikan oleh 40 Keluarga Padukuhan Karangmalang secara virtual melalui Google Meet.
Perwakilan Kepolisian Sektor Bulaksumur Iptu Budi Yuwono berharap agar kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan secara nyata dan bahkan dapat dikembangkan oleh Padukuhan lain. Karena melalui program-program seperti ini nantinya banyak orang tua yang peduli untuk menanggulangi kejahatan narkoba yang tentunya akan merusak generasi bangsa. Secara tidak langsung Indonesia sedang dijajah generasi mudanya melalui narkoba.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini juga banyak generasi muda yang sadar dan bangkit untuk memerangi narkoba” kata Budi Yuwono.
Karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat tahun 2020. (Siedoo)