Kegiatan

Tentang BDR, Guru SD Muhammadiyah Sirojuddin Mungkid Tampung Curhat Wali Murid

MAGELANG – Akibat pandemi Covid-19, poses Belajar dari Rumah (BDR) praktis sudah berjalan lebih dari enam bulan. Banyak keluh kesah yang diceritakan wali murid selama mendampingi anak belajar secara mandiri di rumah masing-masing. Keluh kesah wali murid pun disampaikan kepada guru dari anaknya.

Seperti yang diungkapkan Guru Kelas 1 SD Muhammadiyah Sirojuddin Mungkid Magelang, Nahar Arina Mujabah, S.Pd.I. Diceritakan Nahar, tak sedikit wali murid yang mencurahkan isi hati (curhat) kepada dirinya tentang permasalahan proses mendampingi belajar anaknya di rumah. Kebanyakan yang dikeluhkan itu masalah waktu, banyak orang tua yang sibuk kerja. Sedangkan anak kalau tidak didampingi orang tua tidak mau mengerjakan tugas.

“Kalau malam pun, orang tua sudah lelah dan capai karena kerja, anak juga capai bermain. Jadi mungkin sulit ketemu waktunya,” paparnya.

Arina menjelaskan permasalahan tersebut sejatinya tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua wali murid. Namun hampir mayoritas mengalami permasalahan yang serupa.

Padahal, kata Arina, banyak siswa Kelas 1 yang gadget atau smartphone-nya harus jadi satu dengan orang tua. Hal ini tentu menjadi problem pula dalam kelancaran belajar jarak jauh.

“Banyak yang curhat lewat Whatsapp (WA), ada juga yang pas bertemu dan curhat di sekolah ketika wali murid mengambil tugas anaknya,” sebutnya.

Kendati demikian, pihaknya selaku wali kelas mencoba untuk memberi solusi dengan memberikan saran hingga tata cara agar anak mau belajar dengan orang tuanya. Arina menuturkan pada saat seperti sekarang ini, hal terpenting adalah saling menguatkan.

“Saling memberi motivasi hingga berempati dengan permasalahan yang juga dirasakan oleh kebanyakan orang tersebut,” tuturnya.

Sementara itu, Guru Kelas 1 lainnya, Nur Andayani, S.Pd.SD menjelaskan pihak sekolah membuat kebijakan BDR melalui wali kelas. Yaitu dengan mencoba meringankan beban tugas yang diberikan kepada siswa dan wali murid. Caranya meringankan beban tugas yakni dengan mengurangi jumlah soal yang diberikan.

“Pelajaran kelas 1 masih tematik dan muatan lokalnya belum banyak. Biasanya untuk tugas tertulis kita minta mengumpulkan satu minggu sekali, sedangkan yang online dikirim berbentuk video lewat grup WA,” jelasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

UNIMMA Serukan Bela Palestina dan Kutuk Israel, Bacakan Pernyataan Sikap 10 Dasasila

MAGELANG, siedoo.com - Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel digelar 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Termasuk di dalamnya…

17 jam ago

ITS Ikuti Periklindo Electric Vehicle Show 2024, Hadirkan Nogogeni

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut berpartisipasi dalam perhelatan akbar Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024, sebuah…

2 hari ago

UNIMMA Luncurkan Inovasi Pariwisata Borobudur Melalui Metaverse

MAGELANG, siedoo.com - Tim Dosen dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) telah mengembangkan teknologi metaverse untuk digitalisasi pariwisata desa. Platform ini merupakan…

2 hari ago

Disdikbud Kabupaten Magelang Selenggarakan Gelar Karya Pendidikan Selama Dua Hari

MAGELANG, siedoo.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang menyelenggarakan kegiatan 'Gelar Karya Pendidikan' mulai tanggal 2 hingga 4…

5 hari ago

Kampus Mengajar Angkatan 7 SDN Pamujaan dan Hima FKIP Ma’soem University Gelar Festival Pendidikan

BANDUNG, siedoo.com - Tim Kampus Mengajar angkatan 7 SDN Pamujaan, Bandung berkolaborasi dengan Hima FKIP Ma’soem University mengadakan kegiatan Festival Pendidikan, Kamis…

6 hari ago

9.963 Peserta Ikuti UTBK SNBT 2024 di ITS

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai salah satu pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk Seleksi Nasional…

6 hari ago