Siedoo.com -
Daerah Kegiatan

Bersama Masyarakat, Mahasiswa PMM UMM Gotong-Royong Bangun Jalan

MAGETAN-Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 50 Desa Ngancar Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur masih berjalan. Pada hari Senin (10/8/2020) dilaksanakan kegiatan gotong royong dalam pembangunan jalan menuju area tegalan (perkebunan) yang biasa disebut jalan cor.

Kegiatan berlokasi di Dusun Geyong tepatnya di RT 11, sebelah SD Negeri Ngancar 2. Program Pengabdian ini diarahkan dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Ary Bakhtiar, S.P., M.Si untuk selalu berinisiatif dan selalu berdampingan dengan masyarakat.

Kegiatan gotong-royong merupakan tradisi yang masih tetap terjaga di Desa Ngancar.  Tradisi yang masih mengakar kuat hingga sekarang membuat kekeluargaan yang terjalin antarwarga begitu erat. Bahkan apabila ada warga yang ingin membongkar rumahnya guna direnovasi, hampir semua turun tangan membantu dalam pengerjaannya.

Sama halnya dalam pembangunan jalan, warga turun tangan langsung dalam menyelesaikan pembangunan jalan tersebut. Kegiatan ini diinisiasi oleh warga setempat melihat kebutuhan jalan sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Jalan merupakan akses utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Ngancar.

Letak geografis Desa Ngancar yang berada di kaki Gunung Lawu dengan medan naik turun, tak ayal jalan menjadi sangat penting. Bagaimana tidak, tanah yang subur air melimpah ruah membuat mayoritas warga Desa Ngancar memilih untuk berkebun. Berada di wilayah perbukitan, perkebunan dibuat bentuk terasiring dan mau tidak mau masyarakat membuat jalur sendiri untuk menuju tegalan (perkebunan).

Kegiatan yang dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Senin pagi melibatkan masyarakat Dusun Geyong dan Mahasiswa UMM yang melaksanakan pengabdian. Mahasiswa yang tergabung  dalam Kelompok 50 PMM UMM Desa Ngancar sebelumnya meninjau, mengamati kebiasaan dan keseharian masyarakat sebelum ikut terjun langsung dalam pembuatan jalan.

Baca Juga :  Revolusi Industri 4.0, Guru Dituntut Inspiratif

Koordinator kelompok 50 PMM UMM Desa Ngancar, Adam Fairus mengatakan sebenarnya program kerja Kelompok 50 PMM UMM di Desa Ngancar ada empat kegiatan. Yaitu, pembuatan nama gang, sosialiasi new normal kepada pedagang yang ada di Cemoro Sewu, pembuatan video promosi wisata, dan pembuatan tempat cuci tangan di beberapa titik tempat wisata. Namun, terlebih dahulu fokus pada bagaimana bersosialisasi dan berbaur pada masyarakat Desa Ngancar, dengan budaya sopan santunnya yang begitu dijunjung tinggi.

“Dengan ikut serta dalam berbagai kegiatan masyarakat secara tidak sadar kita menghargai apa yang ada di Desa Ngancar. Juga sebaliknya masyarakat begitu terbuka terhadap seseorang yang mampu menghargai apa yang ada di Desa Ngancar,” ujar Adam.

Kegiatan gotong-royong pembuatan jalan cor yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Geyong dan Mahasiswa UMM begitu cepat prosesnya. Dalam kurun waktu 5 jam hampir 1 kilometer jalan yang sudah dibuat. Kerjasama serta kekompakan dalam membangun jalan menghasilkan jalan cor yang maksimal. Etos kerja masyarakat mampu menumbuhkan jiwa semangat kerja bagi mahasiswa yang menjalankan pengabdian.

Keseriusan Masyarakat Desa Ngancar dalam memperbaiki fasilitas umum seperti jalan cor, saluran pipa air, gorong-gorong dan lain sebagainya sebagai pekerjaan bersama. Semua dikerjakan bersama untuk kesejahteraan bersama baik ekonomi, fasilitas maupun pendidikan.

Setelah kegiatan pembuatan jalan cor dilaksanakan, Mahasiswa UMM bersama warga Desa Ngancar menempatkan bahan material seperti semen di tempat yang lebih aman. Selain aman juga dekat dengan tempat pembuatan jalan, untuk digunakan pada hari Senin berikutnya.

Adam menjelaskan, nantinya kegiatan seperti ini akan sering diikuti guna mengetahui lebih dalam kebiasaan masyarakat pedesaan. Sehingga nantinya bisa diterapkan apabila sudah keluar dari dunia perkuliahan. Dengan demikian par mahasiswa siap terjun di masyarakat.

Baca Juga :  Dialog Nyambungke Roso Orang Tua Mahasiswa

“Dengan adanya Program Pengabdian Masyarakat seperti ini bisa menyadarkan diri bahwa di mana kita tinggal, harus bisa menempatkan diri di lingkungan masyarakat yang ditinggali. Seperti kegiatan gotong-royong seperti ini, di mana sikap ikhlas berbuat untuk banyak orang saat ini sulit ditemukan di wilayah perkotaan,” ujar Adam.

Diungkapkan Jarwo, salah satu wargaa setempat, gotong-royong merupakan bagian dari masyarakat Desa Ngancar, untuk kemaslahatan bersama apapun dilakukan. Pembuatan jalan cor untuk menuju tegalan seperti ini pun swadaya dari masyarakat sendiri. Bukan karena ada permasalahan dengan pihak pemerintah desa setempat, melainkan swadaya seperti itu jauh lebih terasa manfaatnya yang kembali kepada masyarakat sendiri.

“Alhamdulillah, dengan dibantu oleh Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang yang mengabdi di Desa Ngancar kami merasa terbantu. Kami terbuka dengan kedatangan mereka yang bisa membaur dengan masyarakat Desa Ngancar,” ungkap Jarwo. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?