Kegiatan

Tingkatkan Kompetensi, Tim PPRA Sosialisaikan Penggunaan Obat

BOGOR – Penggunaan obat rasional merupakan istilah yang diberikan untuk memaksimalkan fungsi obat sesuai dengan dosis dan kebutuhan klinis. Masing-masing individu memiliki kebutuhan obat yang cukup berbeda. Bahkan, dosis yang diberikan melalui berbagai obat-obatan biasanya akan disesuaikan dengan kondisi penyakit yang diderita. Hal itu guna mengendalikan mikroba resistensi di lingkungan rumah sakit.

Terkait hal itu, segenap perawat, apoteker, dokter umum dan spesialis RS Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa  ikuti pelatihan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) yang bertempat di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Parung, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/7/2020).

Ketua tim PPRA RST dr. Bambang Agustian, Sp.PD menuturkan, pengendalian resistensi antimikroba merupakan aktivitas yang ditunjukan untuk mencegah atau menurunkan adanya kejadian mikroba resistensi.

“Hal ini menjadi penting karena resistensi terhadap antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dengan dampak kerugian yang dapat menurunkan mutu dan meningkatkan risiko biaya dan keselamatan pasien,” katanya.

Pemilihan jenis antibiotik yang digunakan di rumah sakit didasarkan pada kebijakan atau pedoman penggunaan antibiotik, pedoman diagnosis dan terapi atau protokol Terapi serta Formularium Rumah Sakit yang disahkan oleh Direktur Rumah Sakit dalam berperan memberikan edukasi dan informasi tentang pengendalian resistensi antibiotik serta pencegahan dan pengendalian infeksi kepada tenaga kesehatan, pasien dan keluarga pasien. Kegiatan edukasi yang disertai dengan sosialisasi tentang kebijakan dan prosedur restriksi antibiotik dapat meningkatkan efektivitas edukasi.

“Yang dimaksud resistensi antimikroba adalah ketidakmampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikrobase hingga penggunaannya sebagai terapi infeksi menjadi tidak efektif lagi,” lanjut Bambang .

Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan mendorong berkembangnya resistensi dan multipel resisten terhadap bakteri tertentu yang akan menyebar melalui infeksi silang.

Terdapat hubungan antara penggunaan (atau kesalahan penggunaan) antibiotik dengan timbulnya resistensi bakteri penyebab infeksi nosokomial. Resistensi tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak. Hal tersebut membutuhkan kebijakan dan program pengendalian antibiotik yang efektif. Hal serupa juga di sampaikan oleh Jumpa Utama selaku Manager Penunjang Medis RST Dompet Dhuafa.

Sosialisasi PPRA ini sejalan dengan program dari Kementerian Kesehatan dimana RST turut berupaya mengendalikan resistensi antimikroba. Ini merupakan bagian dalam program resmi Kemenkes dan alhamdulilah kita telah menjalankannya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

Berikut Sistem Penanganan Medis Berbasis Metaverse yang Gagasan Mahasiswa ITS

SURABAYA, siedoo.com - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan sebuah sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama…

6 jam ago

Ikuti POPDA Eks Kedu, 160 Atlet dan Official asal Kota Magelang Dilepas

MAGELANG, siedoo.com - Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz melepas 160 atlet termasuk pelatih/official Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Kota Magelang,…

1 hari ago

Luar Biasa! ITS Naik Peringkat II Pendanaan PKM Terbanyak Nasional

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan tinggi dengan proposal yang mendapatkan pendanaan…

2 hari ago

Dua Pelajar Indonesia Raih Emas dalam Ajang Internasional di Australia

JAKARTA, siedoo.com - Pelajar kelas 10 Sekolah Insan Cendekia Madani, Ronald Rauf Nurima, meraih prestasi gemilang dengan menyabet medali emas…

2 hari ago

17 Rektor PTN Ikuti Program Kepemimpinan di Korsel, Siapa Sajakah Mereka?

JAKARTA, siedoo.com - Pelepasan Peserta Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) untuk Rektor Tahun 2024 dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,…

3 hari ago

Ini Dia Sosok Wisudawan Sarjana Terbaik ITS dengan IPK 3,96

SURABAYA, siedoo.com - Menempuh pendidikan selama 3,5 tahun di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak menghalangi Benedictus Kenny Tjahjono sematkan…

4 hari ago