MAGELANG – Mendukung keterampilan berbahasa asing, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) TwinQ Kids Magelang, Jawa Tengah bekerjasama dengan dosen Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang. Hal ini dilakukan demi memotivasi siswa untuk menggemari belajar dan membaca.
Kegiatan yang dilaksanakan satu minggu sekali di ruang belajar sekolah untuk mengenalkan buku, terutama buku dengan bahasa asing. “Tujuannya mengenalkan membaca terutama bahasa Inggris. Maka kami menggunakan media buku untuk mengenalkan kegunaan buku,” ujar Fadhilah Sandy selaku mentor dalam kegiatan cerita bahasa Inggris.
Fadhillah ditemani rekannya, Lintang Maulia Wanti sebagai penerjemah teks bahasa, menyampaikan cerita dengan metode story telling yang asyik dan menarik untuk siswa PAUD.
Menurut Fadhillah, kegiatan ini diadopsi dari kurikulum pembelajaran di Amerika. Dengan metode story telling siswa PAUD akan lebih mampu tertarik. Sebab usia PAUD merupakan usia yang bagus untuk menyerap berbagai ilmu.
Baginya, mengajak siswa berbicara bahasa asing dengan lancar bukanlah tujuan utama. Melainkan mengajak siswa mengenal buku, mengerti bahasa asing menjadi poin penting, terutama penekanan bahwa buku merupakan media yang asyik untuk belajar sekaligus bermain.
Meskipun siswa PAUD sangat aktif dan sulit menjag konsentrasi, melalui metode yang menarik dan menyenangkan siswa menjadi sangat antusias. Siswa juga diajak meniru mengucapkan macam-macam kalimat yang ada dalam buku.
“Beberapa siswa kesulitan mengucapkan kata dengan bahasa inggris, itu tidak apa-apa karena tujuannya memang mengenalkan buku bukan membuat mereka bisa bahasa inggris,” kata Fadhillah.
Pihak sekolah pun merasa terbantu dalam hal pengajaran bahasa. “Kita merasa senang, karena komunikasinya lebih atraktif dengan siswa, siswa juga terlihat tertarik sekali dengan kegiatan ini,” ujar Farida Nur Fauzia, selaku guru pendamping dalam kegiatan ini.
Menurut Farida, story telling ini sangat membantu bagi siswa dalam kegiatan belajar. Sebab dalam kegiatan belajar harian siswa hanya diajarkan tentang kosa kata bahasa Inggris. Dengan kegiatan yang atraktif siswa pun mampu menerapkan dalam keseharian. (Siedoo)