Daerah

HMI Kendari Desak Pemprov Sultra Redam Kekhawatiran Masyarakat terkait Corona

KENDARI – Tragedi corona di Wuhan, Tiongkok yang sampai menewaskan ratusan orang menjadi hal mencengangkan. Terlebih dua WNI sudah ada yang terpapar virus tersebut. Tentunya hal ini menjadi ‘teror’ baru bagi masyarakat. Termasuk di Sulawesi Tenggara (Sultra), salah satu daerah yang tingkat pemasukan TKA China tinggi.

Hal tersebut mendapat perhatian dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari, Ujang Hermawan. Pihaknya mendesak Pemerintah Provinsi Sultra agar mengintruksikan dinas terkait melakukan langkah-langkah kongkrit untuk memastikan tidak adanya penyakit virus corona di Bumi Anoa ini.

“Kita telah melihat fakta yang ada. Di mana pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa saat ini ada beberapa masyarakat yang kemudian telah positif terkena virus corona. Sehingga sangat besar kemungkinan di Sultra akan terjadi hal demikian. Bagaimana Tidak ? Sultra merupakan provinsi yang memasok TKA asal China menjadi pekerja beberapa perusahaan tambang,” katanya dalam rilisnya.

Dijelaskan, virus corona pertama kali tersebar dari Wuhan. Sehingga potensi TKA asal China yang berada di Sultra sangat besar.

“Sehingga saya menegaskan kepada Pemerintah Provinsi Sultra untuk kemudian melakukan langkah antisipasi yang konkrit agar kekhawatiran masyarakat bisa diredam,” tandasnya.

Sementara itu melansir dari cnnindonesia.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sultra Andi Hasnah mengatakan seseorang bisa dikatakan suspect corona jika mempunyai gejala demam atau riwayat penyakit batuk, pilek, nyeri tenggorokan, pneumonia berat berdasarkan gejala klinis dan atau gambaran radiologis.

Selain itu, mempunyai faktor risiko riwayat perjalanan ke China atau wilayah negara yang terjangkit dalam 14 hari sebelum timbul gejala.

Kemudian, memiliki riwayat paparan salah satu atau lebih, riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi virus corona atau pernah mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien virus corona seperti di China atau wilayah terjangkit.

“Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular. Memiliki demam di atas 38 atau ada riwayat demam. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjaIanan ke Wuhan,” katanya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

ITS Targetkan Kenaikan Penerima Beasiswa

SURABAYA, siedoo.com - Anggaran pencairan beasiswa yang berhasil dikumpulkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baik dari internal maupun eksternal…

7 jam ago

Pj Bupati Magelang: Momentum Idul Fitri Harus Bisa Membawa Semangat

MAGELANG, siedoo.com - Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto mengatakan momentum Idul Fitri ini harus bisa membawa semangat khususnya kepada para…

1 hari ago

347 Kabupaten/Kota Telah Membentuk Satgas PPKSP, Apa Fungsinya

JAKARTA, siedoo.com - Kemendikbudristek telah mengeluarkan Permendikbudristek Nomor 46 tahun 2023 yang mengatur tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan…

2 hari ago

Kembangkan Aplikasi Pemantau Pasien Gagal Ginjal Kronis

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dalam pengembangan terobosan aplikasi SahabatCAPD, sebuah…

2 minggu ago

Kemendikbudristek Kembali Buka Program PPG Prajabatan

JAKARTA, siedoo.com - Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan kembali dibuka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 4…

2 minggu ago

Alim Ulama hingga Panti Asuhan Mendapat Tali Asih dari Pemkot Magelang

MAGELANG, siedoo.com - Pemkot Magelang memberikan tali asih kepada 99 alim ulama, 12 pondok pesantren, 5 panti asuhan dan 3…

2 minggu ago