Siedoo.com -
Featured

Kampung Matematika, Mengenalkan Angka dengan Cara Unik

BOGOR – Kerap kali kita mendengar tentang pemungsian otak pada manusia. Dominasi penggunaan otak kiri cenderung pintar matematika. Sebaliknya, penggunaan otak kanan lebih cenderung pada kreatifitas.

Yap begitu…

Bila dua pemungsian otak tersebut dipadukan untuk mempelajari matematika, tentunya kian menarik.

Itu seperti yang diterapkan di Kampung Matematika, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sobat Siedoo semua, tempat tersebut menjadi salah satu tempat wisata pendidikan alternatif.

So..keberadaannya makin menarik dan menyenangkan bagi anak-anak dan remaja.

Sobat…

Ada empat paket wisata dalam posko yang dikembangkan. Posko pertama berupa matematika pahlawan nasional berisi pengetahuan tentang ilmuwan matematika dan permainan MMG (mathematics military game).

Lalu yang kedua adalah aktivitas matematika di kandang kambing. Posko ketiga adalah poster, permainan angka dan merangkai mute.

Dan yang terakhir, posko mengunjungi toko matematika.

“Kami mempraktekkan bahwa matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan ini jadi bagian gerakan pendidikan,” kata Ridwan Hasan Saputra, pendiri Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dan Kampung Matematika sebagaimana ditulis Tempo.

Menurut pria berusia 42 tahun ini, kesalahan pengajaran matematika di Indonesia selama ini adalah terlalu menonjolkan angka-angka, rumus atau hitungan kepada para siswa.

Sepertinya iya-iya…

Dampaknya terjadi penekanan pada otak kiri. Sehingga, membuat mereka jadi bosan.

Bahkan, matematika dinilai sebagai pelajaran menakutkan. Hi takut…

Padahal, dijelaskan Ridwan yang pernah mendapatkan Satya Lencana Wira Karya di era Presiden SBY pada 2017, matematika dapat diajarkan dengan permainan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

“Wisata matematika ini, mencoba menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Sehingga matematika menjadi sesuatu yang menyenangkan atau mengasyikkan,” jelasnya.

Sejak diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada 11 April 2015, kampung tersebut banyak dikunjungi pelajar dari berbagai kota.

Baca Juga :  Dua Mahasiswi ITS Raih Penghargaan Internasional

Yang pernah mengunjungi tempat tersebut adalah Delsie. Baginya tempat tersebut menarik untuk permainan matematikanya.

“Saya jadi lebih lancar berhitung,” kata Delsie.

Saat mengunjungi peternakan kambing di Desa Laladon, hewan tersebut diikat lehernya dengan tali dan dikaitkan dengan patok.

Delsie diminta menghitung berapa luas area dan keliling makan kambing.

Di kampung matematika dia belajar permainan sudoko dan membuat gelang dari mute. Delsie diminta menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk membuat satu gelang.

Di toko matematika para siswa diminta melakukan operasi hitung matematika pada daftar harga barang-barang yang dijual.

Tempat itu bisa menjadi pelengkap pembelajaran matematika di sekolah.

Sebagaimana diketahui, Klinik Pendidikan MIPA didirikan pada 16 April 2001.

Alumnus program magister IPB ini menetapkan metode seikhlasnya bagi siswa bimbingan belajarnya.

Metode seikhlasnya diterapkan dengan menghapus patokan tarif untuk siswa yang belajar.

KPM menyediakan kotak amal atau yang disebut “keropak” untuk menampung uang dari muridnya.

Isi keropak ini dipakai untuk menutup biaya operasional lembaga bimbingan belajar ini.

Selain itu, KPM menjual produk barang seperti alat peraga, VCD tutorial dan lainnya.

Apa Tanggapan Anda ?